Musa Widyatmodjo: Perlu Jalan Panjang untuk Menjadi Perancang Busana

By nova.id, Jumat, 27 Februari 2015 | 05:02 WIB
Musa Widyatmodjo Perlu Jalan Panjang untuk Menjadi Perancang Busana (nova.id)

TabloidNova.com - Keinginan masyarakat urban terutama kaum perempuan dalam tampil gaya saat berbusana berdampak langsung terhadap perkembangan industri mode tanah air.

Terlebih tiga tahun belakangan, maraknya tren hijab kian menambah mozaik fashion Indonesia. Selain menjamurnya label atau lini busana, perancang busana pun seakan menjadi profesi yang banyak dilirik generasi muda akhir-akhir ini.

Musa Widyatmodjo, perancang busana senior sekaligus mantan ketua dan penasihat Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia (APPMI) berujar bahwa profesi perancang busana butuh mental dan keahlian kuat. Mengapa? Lulusan Drexel University Philadelphia, Amerika, ini mengatakan bahwa tips berprofesi sebagai perancang busana tidaklah mudah dan butuh proses panjang yang belum tentu semua orang bisa melewatinya.

"Siapa bilang jadi desainer itu gampang? Saya memulai semuanya dari nol, dari dasar sekali. Saya mulai membuat baju dari garasi rumah orangtua saya hingga dapat seperti sekarang. Profesi perancang busana butuh proses panjang dan sulit. Orang mengira, tampak luar profesi ini gemerlap dan glamor, padahal tidak," cerita Musa saat Fashion Talkshow 'How to Start Your Own Fashion Business' di Mini Stage Indonesia Fashion Week 2015, Jakarta Convention Center, Kamis (26/2).

Pria yang meraih gelar bachelor of science degree di jurusan fashion design pada tahun 1989 tersebut mengungkapkan kekeliruan persepsi sebagian masyarakat akan profesi perancang busana.

Menurutnya, seorang fashion designer tidak hanya bisa menggambar atau membuat pola saja, tapi harus tahu apa tujuan utamanya berkiprah di industri mode, serta langkah apa saja yang harus disiapkan untuk bisa mengembangkan apa yang dijalaninya.

Ketahanan mental, penguasaan materi, dan keahlian memang menjadi komponen utama ketika seseorang mantap berkecimpung sebagai perancang busana. Musa pun memaparkan bahwa begitu banyak nama besar di dunia mode yang memulai semuanya bukan sebagai siapa-siapa.

"Coco Chanel adalah salah satu contoh nobody being somebody. Berawal dari mimpi, ia malah bisa melesat menjadi legenda seperti sekarang, bahkan ketika dia sudah tiada. Siapapun masih menggilai semua karya modenya. Tapi, apa Anda tahu Coco sebelumnya menerima banyak penolakan, kritikan, hinaan, dan kegagalan?" ungkap Musa.

Siapapun bisa jadi jadi perancang busana, siapapun boleh terjun ke industri mode. Asalkan dilandasi niat, keyakinan, usaha dan tentunya juga sikap terus mau belajar tanpa kenal henti. "Jangan cepat merasa puas. Seperti profesi lainnya, desainer juga wajib terus berinovasi, bereksplorasi, mau menerima kritik, dan memberikan yang terbaik," tutup Musa.

Ridho Nugroho Foto: Agus Dwianto/NOVA