Menyiapkan Menu untuk Bayi, Jangan Termakan Tren!

By nova.id, Kamis, 22 Januari 2015 | 08:52 WIB
Menyiapkan Menu untuk Bayi Jangan Termakan Tren (nova.id)

Tabloidnova.com - Masalah anak dan pola makannya memang perlu diulik dan disesuaikan dengan kebutuhan anak. Ini membuat sebagian orangtua terus berusaha mencari metode-metode yang paling baik, mudah, dan sesuai untuk sang buah hati.

Maka, tak heran bila beberapa orangtua menerapkan tren makanan tertentu untuk sang anak. Tapi, hati-hati sebelum menentukan. Pasalnya, belum tentu tren tersebut cocok dan pas bagi buah hati Anda. Menurut dr. Wiyarni Pambudi, Sp. A., spesialis anak dari BJ Specialist Medical Center, ada 3 tren metode pemberian menu makan yang kini banyak dipakai. Namun, ketiga tren menyiapkan menu makan untuk anak ini belum tentu sesuai dan tak bisa diterapkan begitu saja. Mengapa demikian? Berikut penjelasan Wiyarni.

1. Tren Food Combining

Karena orangtua sedang menjalankan metode food combining, lantas sang anak pun ikut hal yang sama layaknya orang dewasa. "Padahal, tren tersebut jangan diterapkan ke bayi karena bayi butuh protein tinggi dan lemak. Jadi, pada usia bayi ini, tak perlu ragu-ragu memberi makanan demi pertumbuhan otaknya. Bayi harus diberikan menu selengkapnya dan jangan disuruh diet."  Jadi, perlakukan bayi sesuai rekomendasi agar tercapai pertumbuhan atau perkembangannya.

2. Baby Led Weaning

Sering disingkat sebagai BLW, ini adalah metode pengajaran makan dengan cara makanan disiapkan orangtua lalu si balita disuruh makan sendiri. Orangtua tak perlu rewel mengomentari cara makan anak yang berantakan, misalnya, asalkan buah hati menyantap menu makanannya. "Tapi, makanan yang dihabiskan anak, kan, jadi tidak terukur berapa banyaknya. Belum lagi ketika anak bosan lalu makannya pun berhenti. Apalagi, minat bayi, kan, pendek, dalam 10 menit pertama memang antusias karena mendapatkan makanan baru. Tapi setelah itu, bisa saja langsung berhenti karena bosan."

Sebaiknya, lakukan Baby Led Weaning secara bergantian dengan teknik konvensional, yaitu menyuapi. "Ini dilakukan untuk memastikan apakah variasi dan porsi makanan sudah diterima dengan baik. Bayi, kan, tertarik dengan warna makanan yang terang, sementara daging warnanya jelek dan pucat. Orangtualah yang harus memastikan makanan apa saja yang masuk."

3. Frozen Food untuk Bayi

Frozen food untuk bayi dinilai praktis apalagi bila ibu sibuk bekerja dan hanya bisa memasak seminggu sekali. Maksud dari frozen food ini adalah makanan yang sudah dimasak dibekukan dulu dan dicairkan kembali saat anak mau makan. "Namun, tidak semua makanan terjamin gizinya dengan cara dibekukan."

Menu yang aman dibekukan, ujarnya, di antaranya adalah air kaldu. "Bisa saja air kaldu dimasak sekaligus banyak, dikemas kecil-kecil, lalu masukkan ke freezer. Tapi kalau bubur yang dibekukan terus dicairkan, jadinya malah tidak aman. Bahkan pabrik pun tidak boleh melakukannya karena bisa mengontaminasi dan mengurangi zat gizi." Wiyarni menyarankan pelajari lagi makanan apa saja yang aman dan tidak aman dibekukan.

Noverita K. Waldan