Awas, Konsumsi Gula dan Garam Kita Sudah Berlebihan!

By nova.id, Kamis, 22 Januari 2015 | 10:25 WIB
Awas Konsumsi Gula dan Garam Kita Sudah Berlebihan (nova.id)

TabloidNova.com - Orang Indonesia terbiasa menikmati makanan yang bercita rasa kuat. Manis atau asinnya harus kentara, dan rasa ini biasanya ditambah dengan penggunaan gula dan garam yang cukup banyak.Hanya saja, lama-kelamaan konsumsi gula dan garam kita menjadi berlebihan. Menurut data dari Susenas 2011, konsumsi gula masyarakat Indonesia pada umumnya mencapai 1,416 kg/kap/minggu. Sedangkan konsumsi garam sebesar 311 gr/kap/minggu. Menurut rekomendasi Kemenkes, batas konsumsi gula yang disarankan adalah 3-6 sendok makan (25-50 gr) per hari, atau 175-350 gr per minggu. Sementara batas konsumsi garam adalah 1 sendok teh (5 gr) per hari, atau 35 gr per minggu.Padahal, konsumsi gula dan garam yang berlebihan akan memberikan efek negatif bagi tubuh. Akan ada penyakit-penyakit degeneratif yang muncul akibat terlalu banyak mengonsumsi gula dan garam, antara lain penyakit diabetes tipe-2, hipertensi, osteoporosis, dan lain-lain.Untuk itu, pakar nutrisi Emilia Achmadi menganggap perlu adanya edukasi pada masyarakat agar lebih bijak dalam mengonsumsi gula dan garam. Hal pertama yang harus dipahami, menurut Emil, kita tidak perlu menjauhi gula dan garam."Karena terbiasa terlalu banyak, maka kita berpikir gula dan garam harus dihilangkan. Diabetes penyebabnya bukan makanan atau gula, tapi perilaku kita (saat mengonsumsinya)," jelas Emil, saat bincang-bincang "Pentingnya Memperhatikan Asupan Gula dan Garam pada Makanan Kita Sehari-hari" bersama Jakarta Food Editors Club di Dapur Unilever, Kuningan, Jakarta, beberapa waktu lalu.Ia lantas mencoba memberi gambaran mengenai kadar gula dan garam dalam makanan yang kita konsumsi sehari-hari. Semangkuk mi instan, misalnya, mengandung 2,3 gram garam. Lima potong sosis sapi matang sama dengan 2,5 gram garam, 50 gram keripik kentang sama dengan 0,8 gram garam, 30 gram ikan asin sama dengan 1,7 gram garam, dan 3 sachet saus tomat sama dengan 0,6 gram garam.Bagaimana dengan asupan gula kita? Sekaleng soft drink ternyata sudah mengandung 30 gram gula, dua potong martabak manis sama dengan 15 gram gula, 3 keping biskuit cokelat sama dengan 13 gram gula, dan 4 keping wafer cokelat sama dengan 12 gram gula.Masalahnya, dalam sehari Anda tentu tidak hanya makan tiga keping biskuit saja, bukan? Ada kemungkinan dalam sehari Anda akan menikmati dua potong martabak manis, teh manis, kopi, keripik kentang, mi instan, dan sebagainya. Terbayang kan, berapa banyak garam dan gula yang masuk ke tubuh kita setiap harinya?"Kalau sudah masuk ke tubuh, penyakit itu susah diobati. Tapi penyakit ini bisa dicegah," ujar Emil.Ia juga mengatakan bahwa kita tidak perlu takut mengonsumsi gula dan garam, dan lantas menghentikan konsumsinya sama sekali. Yang perlu ditakuti adalah cara kita mengonsumsinya.Selain itu, jangan punya mental akal-akalan. Misalnya, memilih memakai pemanis buatan untuk menggantikan gula biasa. Menurut Emil, pemanis buatan punya dampak lebih cepat membuat intoleransi glukosa."Jangan mau manisnya tapi nggak mau kalorinya. Kontrol atau batasi, bukan mencari pengganti gula yang tidak berkalori seperti madu. Karena itu akan menimbulkan masalah yang lain," tambahnya.Intinya, kembalilah ke pola makan sehat dan bervariasi.Dini Felicitas