Bau Mulut dan Jatuh

By nova.id, Jumat, 20 Januari 2012 | 23:23 WIB
Bau Mulut dan Jatuh (nova.id)

Putri saya (11 bulan, BB 10 kg) punya masalah dengan mulutnya, yaitu agak berbau seperti orang dewasa. Saat ini giginya 5 buah (3 di atas dan 2 di bawah). Makanannya bubur campur sayuran, ikan atau hati ayam sebanyak 3 kali (pagi, siang, sore). Selingannya air jeruk dan selembar keju, atau sedikit makanan lunak lainnya.

Susu sebanyak maksimal 8 kali sehari, setiap kalinya sekitar 120 ml. Saya memang belum mencoba untuk menggosok gigi dengan pasta gigi, hanya melap mulutnya dan membiasakan minum air putih setelah makan atau minum susu. Apakah bau mulut ini akibat beberapa waktu lalu dia terkena radang?

Hal lain, anak saya pernah jatuh dari tempat tidur dan diperiksakan pada dokter serta difoto rontgen. Hasilnya, tak terdapat retak (waktu itu usianya sekitar 7 bulan). Beberapa waktu kemudian si kecil tergeletak kembali saat sedang duduk dan dia membaringkan kepalanya mendadak ke lantai. Terakhir, juga kepala belakangnya menggeletak dengan kursi dari plastik yang keras. Apakah 2 kali benturan pada kepala belakangnya akan berpengaruh pada perkembangan selanjutnya? Saat ini dia sedang belajar berjalan dan termasuk aktif bergerak.

Ibunda dari Lala Inges ­- Jakarta

Bau napas biasanya disebabkan dua hal, yaitu rongga mulut atau saluran pencernaan. Tak jarang radang pada mulut atau gigi yang rusak menimbulkan aroma tak sedap. Ada-tidak radang pada rongga mulut harus diperiksa oleh dokter untuk selanjutnya diobati. Saluran pencernaan yang tak mencerna makanan dengan baik, juga dapat menimbulkan bau mulut. Sebaiknya kurangi pemberian makanan yang banyak memproduksi gas seperti kol, kubis atau brokoli. Sebaiknya susu dikurangi hingga 4-6 kali saja dan diberi buah dua kali sehari.

Tentang jatuh, boleh dikatakan hampir semua anak pernah jatuh, terutama saat mulai belajar berjalan. Tulang kepala anak relatif lentur hingga dapat menyerap benturan dengan lebih baik. Dengan demikian, pengaruh jatuh ke otak dapat diperkecil.

Tentu hal ini tak berarti anak boleh sering jatuh. Jika jatuh dari tempat yang agak tinggi akan berbahaya dan dapat menimbulkan gegar otak. Jika jatuh, misal, dari tempat tidur atau saat berjalan, umumnya tak berbahaya dan tak menimbulkan gangguan pada perkembangannya di kemudian hari.

Jatuh harus diwaspadai jika disertai benjolan yang besar, perdarahan, muntah, atau kehilangan kesadaran (pingsan). Perlu juga diwaspadai jika setelah jatuh, anggota geraknya kurang atau tak mau digerakkan. Untuk memastikan ada-tidak gangguan organ dalam, Ibu dapat membawanya ke dokter anak.