Perdarahan Selama Kehamilan

By nova.id, Jumat, 23 Desember 2011 | 22:54 WIB
Perdarahan Selama Kehamilan (nova.id)

Saya (32) tengah hamil 2 bulan anak ke-3. Anak pertama keguguran saat usia 2 bulan. Anak kedua sudah berumur 4 tahun, kondisinya sehat dan cerdas karena selama kehamilan memang tidak ada masalah berarti. Sayangnya di kehamilan ke-3 ini baru masuk bulan ke-2 saja sudah perdarahan. Memang, sih, saya diberi obat penguat hystolan dan premaston. Kata dokter, selama minum obat itu perdarahan akan berhenti dan bayi selamat. Tapi sekarang obatnya sudah habis dan saya tetap mengalami perdarahan.

Yang ingin saya tanyakan, apakah kehamilan ini akan berakhir dengan keguguran lagi? Mungkinkah kehamilan saya bisa diselamatkan meski mengalami perdarahan terus sepanjang kehamilan? Bila, ya, apakah kondisi ini akan berpengaruh buruk pada pertumbuhan anak saya kelak, semisal ada kelainan? Apa yang bisa saya lakukan untuk memperkecil risiko tadi?

Ny. Nadhiroh - Palangkaraya

Perdarahan yang terjadi pada kehamilan di bawah usia 22 minggu disebut abortus. Bila perdarahan yang terjadi sedikit dan tidak menimbulkan pembukaan mulut rahim disebut abortus imminens atau keguguran mengancam. Setiap terjadi perdarahan pada wanita hamil, harus dicari apa penyebabnya dan bagaimana kondisi kehamilannya. Sedangkan perdarahan sebelum kehamilan 8 minggu (periode embrio) seringkali disebabkan cacat atau kelainan pada janin yang berat atau kehamilan nirmudigah (blighted ovum). Penyebab lainnya adalah kelemahan otot mulut rahim (inkompetensia serviks), kelainan rongga rahim (mioma uteri submukosum), infeksi vagina (vaginosis bakterialis) atau rongga rahim (endometritis), dan gangguan hormonal.

Sebaiknya Ibu melakukan pemeriksaan USG transvaginal untuk menilai kondisi kantung kehamilan, embrio, rongga rahim, dan keadaan rongga panggul. Pada kehamilan 8 minggu sudah harus tampak struktur janin hidup dan jumlah janin yang ada. Bila tidak dijumpai struktur janin, maka kehamilannya disebut kehamilan nirmudigah dan Ibu harus menjalani tindakan kuretase. Obat yang diberikan dokter pada Ibu berfungsi untuk mengurangi kontraksi rahim dan "penguat kandungan". Sedangkan pemberian hormon progesteron pada ibu hamil yang mengalami perdarahan hanya diberikan bila terdapat defek fase luteal. Artinya, sebelum kehamilan memang sudah terdapat kekurangan hormon progesteron.

Setiap perdarahan tentu membawa dampak tidak baik bagi ibu dan terutama janin. Makin awal terjadinya, makin banyak jumlah darah yang keluar, maka dampaknya pun semakin besar. Selain obat-obatan yang Ibu makan, perlu juga diberikan antibiotika, asam folat, istirahat berbaring yang cukup, serta mengurangi stres pikiran.