Saya (30) punya anak perempuan umur 4 tahun. Selama ini haid selalu lancar. Januari lalu saya berhenti memakai kontrasepsi karena ingin hamil. Sejak anak berusia 1 bulan, saya gonta-ganti alat kontrasepsi, dari KB suntik 3 bulan, 1 bulan, dan pil KB. Yang jadi masalah, menstruasi terakhir muncul awal Februari, tapi setelah itu tidak dapat haid lagi.
Saya pikir sudah hamil, tapi ketika periksa ke dokter kandungan, hasil USG menunjukkan saya tidak hamil. Tanggal 1 April saya haid tapi tidak lancar. Agar haid lancar, dua hari berikutnya saya minum jamu pelancar haid. Tapi kenapa haid saya keluar terus tak berhenti sampai tanggal 18 April. Anehnya, darah yang keluar juga tidak seperti darah haid, melainkan darah segar.
Saya kembali ke dokter kandungan. Menurut dokter, hal ini bisa terjadi karena faktor psikologi atau terlalu capek. Saya diberi obat untuk menghentikan darah. Saya disuruh menunggu sampai bulan berikutnya untuk melihat apakah siklus menstruasi saya kembali normal. Jika tidak, maka dokter akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut. Setelah minum obat, menstruasi saya memang berhenti.
Yang jadi pertanyaan, apakah ini normal? Dengan ciri-ciri ini, apakah saya mengidap penyakit tertentu?Untuk diketahui, di tempat saya amat sulit untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut seperti Pap's smear dan sebagainya. Terima kasih sebelumnya.
Riesta - Pontianak
Ibu mengalami perdarahan di luar haid (metroragia) yang kemungkinan akibat gangguan hormonal dan pemakaian metoda KB yang tidak beraturan. Sebab lain mungkin saja ada, misalnya polip dari selaput lendir rahim (endometrium), mioma uteri submukosum (tumor jinak otot rahim yang terletak di dalam rongga rahim) atau kelainan pada mulut rahim.
Tahap awal adalah melakukan periksa dalam untuk menilai apakah tidak ada kelainan pada vagina hingga organ kandungan bagian dalam. Pap's smear dapat dipakai untuk menapis adanya kelainan pada mulut rahim (serviks uteri). Kemudian USG vagina untuk melihat apakah ada tumor, penebalan endometrium, atau kelainan anatomis lainnya.
Bila semua normal, pemeriksaan selanjutnya adalah analisis hormonal. Kelainan hormonal bisa disembuhkan dengan pengobatan. Bila di Pontianak tidak memungkinkan pemeriksaan yang lebih baik, sebaiknya Ibu berkonsultasi dengan dokter di institusi pendidikan, misalnya ke RSCM/FKUI di Jakarta. Ketenangan hati Ibu dan doa yang tidak henti akan membantu penyembuhan penyakit Ibu. Dari data yang Ibu berikan tampaknya akibat pemakaian KB yang tidak optimal. Kelainan ini umumnya sembuh sendiri setelah kondisi psikologis Ibu baik dan hormonnya kembali normal. Terima kasih atas pertanyaannya.