Anak saya (3,9) dengan BB/TB 16,8 kg/105 cm. Menginjak usia 2 tahun ia mulai susah makan dan hanya minum susu saja. Untuk mengganti asupan gizinya, saya beri tambahan makanan cair yang banyak dijual di pasaran. Dampaknya, ia jadi tak mau mengunyah makanan bahkan camilan.
Menjelang 3 tahun saya putuskan untuk menghentikan pemberian makanan cair tersebut. Akhirnya ia mau memasukkan makanan ke mulutnya. Hanya saja sampai saat ini ia tidak mau makan nasi. Sehari-hari hanya makan roti, cake, biskuit, wafer dan minum susu. Bagaimana caranya agar anak saya mau makan nasi mengingat kebutuhan makanan yang semakin banyak seiring dengan bertambahnya usia? Saya sudah melakukan berbagai cara untuk membujuknya. Bahkan gurunya pun ikut membantu. Normalkah anak saya?
Dian - via email
Untuk menentukan normal atau tidak, data Ibu kurang lengkap, karena belum tahu bagaimana perilaku dan emosinya sehari-hari. Namun sekilas sepertinya baik-baik saja.
Makan adalah salah satu pembelajaran yang orangtua berikan kepada anaknya. Mulai lahir sampai besar dan mampu mandiri. Dari ASI/susu kemudian umur 6 bulan diberi pengenalan makanan padat pendamping ASI berupa bubur susu. Dilanjutkan bubur tim dan umur > 12 bulan mulai diajarkan mengonsumsi makanan keluarga. Tidak lupa dilengkapi dengan buah dan selingan snack. Proses pembelajaran tersebut amat dipengaruhi oleh faktor anak, pengasuh/orangtua dan lingkungan yang kondusif. Kemampuan anak sangat individual dan rata-rata bertahap. Ketelatenan dan kesabaran dari kedua belah pihak sangat penting.
Umur 2 tahun, ketika anak Ibu mulai susah makan, sebenarnya saat itulah dilakukan terapi nutrisi secara komprehensif. Terapi nutrisi tidak hanya memberikan jumlah yang cukup/diperlukan namun juga memperbaiki pola makan, mengonsumsi makanan bergizi seimbang disamping belajar makan. Tidak ada kata terlambat untuk belajar, Bu. Mulailah lakukan dan jangan lupa perlu proses, kita tidak bisa menyulap anak tiba-tiba bisa makan dengan pola yang berbeda dalam sekejap.