Seksolog: Perempuan Jangan Malu Minta Hak Seksual pada Pasangan

By nova.id, Rabu, 27 Mei 2015 | 11:05 WIB
Seksolog Perempuan Jangan Malu Minta Hak Seksual Pada Pasangan (nova.id)

TabloidNova.com - Bicara seputar seks di zaman modern seperti sekarang, nampaknya bukan lagi hal yang tabu. Seks menjadi kebutuhan biologis setiap manusia, tak terkecuali kaum perempuan.

Seks pun kini menjadi salah satu tolok ukur keharmonisan rumah tangga yang selalu dikaitkan dengan kepuasan seksual.

Budaya ketimuran Indonesia tidak bisa dipungkiri menyebabkan masih banyak kaum hawa yang bersikap tertutup dan takut membicarakan seks sebagai alat komunikasi intim dalam hubungan pernikahan.

Pendapat yang berbeda justru diutarakan oleh seksolog, Zoya Amirin, di acara diskusi 'Papa Keras, Mama Puas, Hidup Berkualitas!" yang digelar oleh Pfizer di Ocha Bella - Morissey Hotel, Jakarta, Rabu (27/5).

Baca: Gaya Hidup Tidak Sehat, Penyebab Disfungsi Ereksi Pria Modern

Zoya sangat menyarankan perempuan jangan malu minta hak seksual pada pasangan. Pasalnya, dewasa ini masih banyak perempuan yang takut mengungkapkan kondisi sebenarnya seputar aktivitas seksual dengan pasangannya.

Apalagi para perempuan yang umumnya tinggal di pedesaan dan masih menganut persepsi tradisional untuk menghormati posisi suami sebagai kepala rumah tangga.

Baca: Sudah Tahu, Berapa Ukuran Rata-rata Penis Pria?

"Perempuan harus bisa menghilangkan rasa enggan atau takut untuk meminta haknya pada pasangan. Bila memilih diam, pasangan akan berpikir bahwa semua baik-baik saja. Pasangan malah jadi tidak peduli dengan keinginan Anda, dan itu sangat keliru," kata Zoya pada TabloidNova.com .

Menurutnya, jika kedua belah pihak menjalin komunikasi dan membicarakan secara baik, maka tentunya pasangan dengan senang hati mencari solusi bersama untuk mencapai kepuasan masing-masing, salah satunya terkait hak seksual perempuan dalam pernikahan.

Baca: Alasan Mengapa Ukuran Penis Penting Bagi Pria

Efek paling terasa adalah proses yang membuat hubungan terjalin dengan baik, jujur, dan sehat bagi hubungan pernikahan.

"Penting diingatnya, kepuasan seksual hanya bisa diraih ketika seseorang termasuk perempuan merasa terhubung, nyaman, aman, dan memiliki kedekatan emosional dengan pasangan, bukan sekadar hanya tahap penetrasi dan pemanasan belaka, tapi sebelum, saat, dan sesudahnya," saran Zoya.

Sebaliknya, Zoya pun tak menampik bahwa hal ini juga bisa saja dirasakan oleh para pria jika mengalami kondisi disfungsi ereksi. Sama seperti umumnya para perempuan yang malu menuntut hak seksualnya pada pasangan karena berbagai faktor yang sudah dijelaskan di atas, maka masalah disfungsi ereksi juga menyebabkan pria merasa tidak percaya diri dan perasaan negatif lainnya.

“Kekhawatiran suami akan menjadi-jadi sehingga berujung pada rasa insecure. Takut mengecewakan istri, takut istri selingkuh, takut dicap tidak macho, dan sebagainya yang akhirnya memicu stres dalam menjalani rutinitas serta pekerjaan di kantor,” tutupnya.

Ridho Nugroho FOTO: Philly