Kiat Menepis Stigma Masyarakat Usai Bercerai

By nova.id, Senin, 25 Mei 2015 | 08:16 WIB
Kiat Menepis Stigma Masyarakat Usai Bercerai (nova.id)

Tabloidnova.com - Sebagian kecil masyarakat kadang masih kurang elok menilai status janda atau duda. Sebutan itu memang tak bisa ditepis dan faktanya memang demikian. Namun jangan khawatir, karena pasti ada cara lebih produktif dalam menepis stigma masyarakat usai bercerai.

"Yang pasti, tak perlu terlalu khawatir untuk perkara sebutan itu karena orang lain tak tahu behind the story-nya. Boleh jadi, seorang perempuan lebih baik memutuskan bercerai daripada harus sakit hati karena suami selingkuh, mengalami kekerasan dalam rumah tangga, atau suami pencandu narkoba," kata konselor keluarga, Elly Nagasaputra MK, CHt., dari www.konselingkeluarga.com.

Jadi tak perlu merasa bahwa menjanda itu suatu aib. Seperti istilah sajalah, anjing mengggonggong kafilah berlalu. "Sudah tak zaman orang berpikiran seperti itu, terutama di kota-kota besar. Ketika wanita bercerai dan menyandang status janda, tak akan kehilangan respek, apalagi bila karena alasan suaminya yang bermasalah. Tak perlu berkecil hati menjadi janda atau duda bila memang perceraian tak bisa terhindari."

Baca: Menjadi Single Parent, Tak Akan Bisa Berperan Ganda

Lalu, bagaimana agar orangtua tunggal dapat menepis stigma masyarakat usai bercerai dan terus bertahap menjalani masa depannya?

Tak dipungkiri, perceraian biasanya menyisakan kemarahan, kekecewaan, kesedihan, bahkan trauma. Perceraian memang kondisi tragis dalam kehidupan. Tak ada yang akan menduga bahwa pernikahan yang demikian indah bakal berakhir dengan perpisahan.

"Sebagai single parent, pertama harus bisa berdamai dengan kenyataan pahit tersebut. Kedua pihak harus bisa memaafkan diri sendiri, memaafkan pasangan, serta mengobati 'luka' yang terjadi. Kondisi mental dan emosi yang sedang kacau-balau karena membawa luka-luka hati dan perasaan, kemarahan yang memuncak, dan sebagainya, semua itu harus bisa terselesaikan agar bisa menata diri dan menata masa depan dengan lebih baik."

Bila semua luka sudah sembuh, lepas dari segala kepahitan, ketidakrelaan, serta sakit secara mental sudah kembali pulih, niscaya seorang single parent dapat menatap masa dengan dengan tegak penuh percaya diri, bisa menata diri dengan lebih baik, dan karier dalam pekerjaan terus mencapai hasil yang positif.

Berdamai dengan masa lalu dan menjalani kehidupan yang lebih baik, dengan sendirinya lambat laun akan bisa menghapus stigma masyarakat yang dikenakan pada pasangan yang bercerai. Intinya, jangan terlalu pikirkan pendapat orang, fokus saja pada proses perbaikan mental diri sendiri. Tata hati dan jadilah lebih baik lagi.

Baca: Menjadi Single Parent, Tak Ada Jaminan Mantan Suami Beri Tunjangan Seumur Hidup

Dari sisi pengasuhan dan pendidikan anak, sambungnya, ketika orangtua tunggal sudah berdamai dengan masalah pribadinya, semua itu akan dapat dijalani dengan lebih baik.

"Semangat mengasuh dan mendidik akan lebih terasa apalagi mantan mau diajak bekerja sama demi buah cinta mereka. Termasuk, sikap terhadap sang mantan. Karena sudah tak ada luka perasaan dan sakit hati, semua akan dapat dihadapi dengan sikap terbaik dan positif."

Hilman Hilmansyah