Ketahui Fakta dari Mitos Perceraian yang Sesungguhnya

By nova.id, Rabu, 11 Maret 2015 | 04:45 WIB
Ketahui Fakta dari Mitos Perceraian yang Sesungguhnya (nova.id)

TabloidNova.com - Buku berjudul The New I Do: Reshaping Marriage for Skeptics, Realists, and Rebels yang ditulis oleh terapis hubungan, Susan Pease Gadoua dan Jurnalis Vicki Larson, memberi banyak fakta menarik.

Dalam buku tersebut, Susan dan Vicki juga mengungkapkan fakta dari mitos perceraian yang sesungguhnya, serta ekspektasi dan kondisi yang dialami kedua pasangan yang berpisah. Simak ulasannya di bawah ini:

1. Satu dari dua pernikahan berakhir dengan perceraianMitos lama adalah 50 persen dari jumlah pernikahan akan mengalami perceraian. Faktanya, data ini bersumber dari realita di tahun 1970! Sekitar tahun 1970 hingga 1980 lalu, memang angka perceraian sedang tinggi-tingginya. Namun, 20 tahun kemudian, angka tersebut perlahan menurun.

Sebuah data dituliskan New York Times pada akhir tahun 2014 lalu. Diungkap, sebanyak 70 persen pernikahan yang berlangsung di era tahun 1990-an justru berlangsung lebih awet, rata-rata mencapai usia pernikahan selama 15 tahun. Apa yang menyebabkan ini? Menurut data, ditengarai pada tahun 2000-an rata-rata orang yang memutuskan menikah telah memasuki usia matang sehingga bijak menjalani biduk rumah tangga.

Menurut Vicki, angka perceraian pada pasangan yang menikah di tahun 2000-an justru hanya di bawah 15 persen. Kabar baik, bukan? 

2. Pernikahan kedua biasanya berakhir juga pada perceraianGadoua dan Larson mengungkapkan perihal pernikahan kedua sebagai pembelajaran bagi masing-masing pasangan. Biasanya mereka lebih paham apa yang benar-benar mereka ingin di pernikahan selanjutnya. Namun, hubungan dan keintiman saja tidak cukup membebaskan mereka dari ketakutan terhadap masalah di pernikahan sebelumnya. Sehingga, pernikahan kedua tidak menjamin kelanggengan apalagi jika karakter pasangan melegalkan sikap dan situasi nyaman yang dulu pernah ia rasakan dan sulit beradaptasi.

3. Perceraian sama dengan kegagalanFakta dari mitos tentang perceraian selanjutnya adalah bahwa pasangan yang bercerai kerap disebut gagal. Hal ini belum tentu benar, karena perceraian bukanlah suatu kegagalan jika dilihat dari segi mana pun. Gadoua dan Larson mengatakan, menilai sebuah pernikahan yang sukses bukan dari berapa lama Anda bertahan.

Pernikahan yang sukses adalah pernikahan yang bisa membangun relasi dengan banyak orang, membuat orang yang sudah bercerai tetap dalam keadaan sehat dan hidup yang lebih baik. Apalagi jika perceraian tetap membuat Anda dan mantan pasangan berhubungan baik, apalagi terkait soal anak.

4. Pesta pernikahan meriah dan megah berkaitan dengan kelanggengan usia pernikahanNew York Times baru-baru saja merilis artikel mengenai korelasi antara pesta pernikahan megah dengan usia pernikahan. Andrew Francis-Tan dan Hugo M, Mialon, penulis artikel tersebut, mengatakan bahwa mungkin saja hal tersebut berpengaruh namun tetap bukanlah jaminan.

"Mahal, murah, besar, atau kecil sebuah pernikahan, tetap punya peluang mengalami perceraian. Sikap empati, murah hati, dan menghargai adalah kunci pernikahan langgeng," ujar Andrew dan Hugo.

Ridho Nugroho

Sumber: Momtastic / Totally HerFOTO: The Guardian