Amalia Prabowo: Masa Depan Anak Diawali Oleh Ibu yang Bahagia

By nova.id, Selasa, 26 Mei 2015 | 10:34 WIB
Amalia Prabowo Masa Depan Anak Diawali Oleh Ibu yang Bahagia (nova.id)

TabloidNova.com - Sosok perempuan ini tentu bukanlah satu-satunya orangtua yang memiliki anak penyandang disleksia di dunia. Amalia Prabowo yang lebih terkenal di dunia marketing dan advertising menceritakan perjalanan hidupnya dalam mengasuh anak penyandang disleksia pada sebuah buku bertajuk Wonderful Life pada tanggal 21 Mei 2015 lalu.

Meyakini bahwa masalah disleksia pada anak bukanlah akhir dari segala-galanya, maka Amalia pun bermaksud menularkan persepsi tersebut kepada seluruh ibu, orangtua, dan masyakat luas.

Keterbatasan karena tidak bisa membaca dan menulis tidak semestinya mengurangi harapan dan usaha para orangtua jika anak penyandang disleksia tidak akan memilki masa depan seperti anak lain kebanyakan.

"Sekali lagi saya tegaskan, disleksia pada anak harus disikapi dengan bijak dan jauhi pemikiran bahwa karena tidak bisa membaca dan menulis, maka anak kita tidak punya masa depan. Saya adalah salah satu contoh nyata ketika mendampingi Aqil menjalani terapi justru membuka mata bahwa anak disleksia juga mampu berprestasi," jelasnya panjang lebar mengakhiri acara peluncuran buku yang mengusung tarian musikal serta paduan suara.

Tak hanya itu, Amalia pun berujar jika masa depan anak diawali oleh ibu bahagia yang bersyukur kepada pencipta-Nya dan hidupnya. Menurutnya, ketika anak mengalami masalah, baik itu disleksia maupun keterbatasan lainnya, justru pertanyaan utama seharusnya ditujukan pada orang tua kandung untuk memandang persoalan ini dari sudut pandang yang berbeda.

"Ketika saya menemani Aqil menjalani terapi, konsultan dan terapis pasti mempertanyakan sejak awal apakah ibunya merasa bahagia, bersyukur, dan tidak mengalami goncangan jiwa? Dalam menghadapi suatu masalah, kondisi psikis dan fisik rentan goyah," tambahnya pada TabloidNova.com .

Pertanyaan tersebut disampaikan langsung saat konseling bagi orangtua yang mengasuh anak penyandang disleksia. Tujuan utama dari pertanyaan itu diakui Amalia untuk mengukur sejauh mana kondisi sebenarnya dari pihak orangtua yang akan mendampingi, mendidik, dan membesarkan anak penyandang disleksia.

Selain harus merasa bahagia, bersyukur dan menerima, para orangtua juga diharapkan menjadi fondasi awal bagi anaknya. Sehingga saat si anak merasa down, orangtua mampu menjadi sosok penyemangat sekaligus pembimbing anak disleksia untuk mengeksplorasi kelebihan diri yang dimiliki demi berkarya menghadapi masa depan.

Ridho Nugroho FOTO: Wonderful Life/Amalia Prabowo