Metode Time Out untuk Tangani Anak Agresif dan Suka Memukul

By nova.id, Rabu, 15 April 2015 | 03:57 WIB
Metode Time Out untuk Tangani Anak Agresif dan Suka Memukul (nova.id)

Tabloidnova.com - Menghadapi perilaku anak balita atau usia prasekolah memang susah-susah gampang. Perlu diketahui, perilaku anak balita yang membuat pusing terjadi seiring dengan tahap kemampuannya yang terus berkembang.

Untuk itu, menurut May Yustika Sari, M.Psi,orangtua perlu mengetahui tahap perkembangan anak di usia ini dan mencari solusinya.

Salah satu perilaku anak balita yang perlu ditangani dengan tepat adalah sikap anak yang agresif dan suka memukul.

Baca: Yang Harus Diperhatikan dari Perilaku Anak Usia Balita

Mengapa ada anak yang cenderung bersikap agresif seperti suka memukul, merusak, atau melempar?

Selain karena faktor internal, faktor eksternal juga harus diperhatikan misalnya jenis tontonan, tokoh idola anak, dan perilaku orangtua/pengasuhnya yang bisa jadi role model perilaku agresif.

"Dampaknya, anak yang agresif cenderung akan mengalami kesulitan untuk beradaptasi dengan lingkungan, memiliki kontrol diri yang lemah, terlibat dalam kegiatan yang membahayakan dirinya, cederung tidak memiliki empati dan melanggar peraturan."

May menyebutkan, salah satu jalan untuk menangani anak agresif dan suka memukul adalah dengan menggunakan metode time out. Saat anak berperilaku agresif, tempatkan anak di sudut ruang yang minim stimulus, misalnya jauhkan dari teve dan barang-barang yang bisa digunakan untuk bermain.

Mintalah anak untuk tetap berada di sudut ruang selama beberapa menit, misalnya 3 menit. Mintalah dengan cara yang halus namun cukup tegas, bukan dengan membentak, memukul, atau berteriak. Lakukan metode time out ini setiap anak "berulah".

Baca: Mengubah Sikap Orangtua Agar Anak Merasa Dicintai

Terpenting, sebelumnya jelaskan kesalahan anak sehingga dirinya harus menjalani time out serta harus meminta maaf atas kesalahan tersebut. Apabila anak sudah menyadari kesalahannya, peluklah anak dan katakan bahwa kita melakukan hal ini karena sayang padanya.

Tidak menutup kemungkinan bahwa setelah waktu time out berakhir, anak belum menyadari alasan dan kesalahannya. Tugas orangtua untuk menjelaskannya kembali.

Hilman Hilmansyah