Senang Mengatur

By nova.id, Rabu, 15 September 2010 | 02:06 WIB
Senang Mengatur (nova.id)

Anak lelaki saya (18 bulan) aktif, lincah, dan tak ada masalah dengan pergaulannya di rumah maupun dengan teman-teman bermainnya. Dia juga cerdas, bahkan sudah lancar berbicara, dia bisa menjawab dengan baik pertanyaan-pertanyaan yang kami berikan kepadanya. Dia pun pandai berhitung (1-10 ) dan bernyanyi, bahkan setiap hari selalu minta diputarkan lagu dan dia akan mengikuti lagu itu dengan riang gembira sambil berjoget.

Tetapi akhir-akhir ini yang membuat saya agak khawatir dia sering kali mengatur kami (ibu, bapak bahkan orang lain). Contoh, dia sering menyuruh orang lain untuk duduk, tiduran atau mengambil dan menaruh sesuatu. Bahkan ketika kami berjalan-jalan ke mal, dia yang selalu menjadi penunjuk jalan; kalau tidak dituruti, dia menangis. Apa yang harus saya lakukan? Sebelumnya terima kasih atas jawaban yang Ibu berikan. Wassalam.

Eka ­- Jakarta

Sebenarnya wajar saja dia berlaku seperti itu, sebagai bagian dari keinginannya untuk menguasai lingkungan, mencoba seberapa jauh dia mampu menguasai benda (dengan mengeksplorasi, memainkan, memanipulasi), dan orang yang ada di sekelilingnya (dengan memerintah, membangkang). Juga merupakan wujud dari keinginannya untuk mandiri, tak mau diatur oleh orang lain.

Apa yang harus dilakukan kalau dia menyuruh orang lain duduk, tiduran, dan seterusnya? Boleh saja dia memerintah seperti itu, namun berikan batasan, selama suruhannya merupakan bagian dari kegiatan bermain, pura-pura ada yang tidur, duduk, tak ada masalah. Katakan, "Oh iya, Ibu pura-pura tidur ya." Setelah berlangsung beberapa saat, dan Ibu merasa lelah, bisa dihentikan dan katakan sekarang main yang lain. Bila pergi ke mal dia ingin menjadi penunjuk jalan, coba saja ikuti dulu. Setelah diberi kesempatan, bisa Anda hentikan dan kemukakan, "Sekarang giliran Ibu/Ayah yang jadi penunjuk jalan." Apabila anak menangis, biarkan saja karena akhirnya setelah dialihkan, anak akan lupa dan diam sendiri.

Pada dasarnya, beri anak kesempatan mencoba apa yang ingin dia lakukan sejauh tak membahayakan dirinya atau orang lain, setelah itu hentikan atau alihkan pada kegiatan lain. Tujuannya semata-mata agar anak tahu batas, mana yang boleh dan mana yang tidak. Kalau boleh pun, ada batasannya. Sekian dulu dan mudah-mudahan saran ini bisa membantu Ibu. Salam.