Memilih Jenis Kelahiran

By nova.id, Selasa, 9 Februari 2010 | 17:07 WIB
Memilih Jenis Kelahiran (nova.id)

Saya (31 tahun) melahirkan anak pertama setahun lalu lewat bedah caesar. Ketuban saya pecah malam sebelumnya sampai keesokan sorenya. Tapi saya tak merasakan mulas sama sekali. Meski sudah disuntik dan diinfus, bayi tetap berada di atas dan pembukaan tak lebih dari satu. Akhirnya dokter memutuskan melakukan operasi caesar. Padahal, saya ingin sekali melahirkan normal. Sejak ketuban pecah, berapa lama bayi diharapkan lahir? Mengapa wanita yang melahirkan dengan cara caesar, baru boleh melahirkan sesudah 2 sampai 3 tahun?

Sari Kusumawardhani - Solo

Persalinan adalah suatu proses yang memerlukan waktu cukup lama, serta menguras tenaga dan pikiran Ibu. Wanita dikatakan memasuki fase persalinan bila terdapat mulas yang teratur (his) disertai pengeluaran darah bercampur lendir dari jalan lahir, serta diikuti proses pendataran dan pembukaan mulut rahim.

Ibu-ibu yang baru pertama kali melahirkan, perlu waktu lebih lama untuk proses persalinannya, kira-kira 14-18 jam. Sedangkan bagi yang pernah melahirkan normal, prosesnya dapat lebih cepat lagi. Kira-kira setengah waktu yang diperlukan untuk melahirkan anak pertama.

Persalinan terdiri dari empat kala. Pada kala I, mulut rahim membuka sampai dicapai pembukaan 10 cm. Kala II disebut juga kala pengeluaran, yaitu proses keluarnya bayi. Kala III ialah waktu pelepasan ari-ari (plasenta). Kala IV mulai dari lahirnya ari-ari dan lamanya 1 jam.

Ketuban biasanya pecah menjelang kelahiran bayi. Kadang terjadi pecahnya ketuban sebelum proses persalinan. Hal itu bisa membahayakan janin, karena cairan ketuban dapat keluar dan habis atau tali pusat ikut keluar dan terjepit di antara badan janin dan jalan lahir.

Bila ketuban pecah sebelum proses persalinan, lamanya bayi dapat lahir tergantung apakah sudah terdapat tanda-tanda persalinan atau belum ada. Bila ketuban sudah pecah dan belum ada tanda-tanda persalinan, serta kehamilan sudah cukup bulan, biasanya dokter akan memberikan infus disertai obat perangsang mulas (induksi persalinan). Tapi bila tanda-tanda persalinan sudah terjadi, proses lahirnya bayi akan sesuai dengan waktu yang dibutuhkan sejak pembukaan mulut rahim yang ada sampai pembukaan lengkap (10 cm), kecepatan pembukaan kira-kira 1 cm/jam.

Pada sebagian kecil pasien, proses persalinan tak terjadi atau tak berjalan lancar meski telah diberi obat-obatan perangsang mulas, sehingga persalinannya harus diakhiri dengan bedah caesar.

Setelah melahirkan lewat bedah caesar, sebaiknya Ibu hamil kembali 3-4 tahun kemudian. Dasar pertimbangannya, dari penelitian didapatkan interval kehamilan yang terbaik adalah 3-4 tahun dan proses penyembuhan luka operasi telah optimal. Selain itu, anak sudah memulai proses sosialisasi dengan lingkungan di luar rumah (mencari teman) dan ibu pun sudah cukup memberikan perhatian dan kasih sayangnya. Dengan demikian, untuk kehamilan yang akan datang ibu benar-benar telah siap secara fisik dan mental.

Pada keadaan tertentu, pertimbangan di atas mungkin tak harus 100 persen diterapkan. Misal, persalinan pertama pada usia 35 tahun, persalinan kedua dapat direncanakan satu atau dua tahun kemudian. Bila pernah melahirkan satu kali dengan caesar dan penyebabnya bukan karena panggul sempit atau terdapat kelainan menetap yang tak memungkinkan Ibu melahirkan normal, maka persalinan berikut dapat direncanakan normal.