TabloidNova.com - Mengalami pemutusan hubungan kerja secara tiba-tiba memang menjadi mimpi buruk bagi seorang karyawan. Terlebih, bila belum sempat menyiapkan diri untuk mata pencaharian di kemudian hari.
Kalut? Wajar. Merasa kehilangan harapan? Boleh saja. Namun, jangan juga terlarut terlalu lama karena kehidupan terus berjalan. "Berdasarkan pengalaman, kebanyakan orang memang akan memiliki reaksi emosional yang sama," kata Harucha Aly LPC, Psikolog dari RS Bunda Jakarta.
Ia menyebutkan, ada dua tahapan besar yang membedakan reaksi setiap orang dalam keadaaan sulit, yaitu coping mechanism dan reaksi emosional.
"Coping mechanism digunakan untuk memproteksi diri dan mengurangi level kecemasan yang dirasakan saat itu. Sehingga proses adaptasi terhadap kehilangan pekerjaan dan proses pemulihan bisa dimulai," papar Harucha.
Reaksi EmosionalAda lima tahapan reaksi emosional yang umumnya ditunjukkan saat mengalami PHK.
1. Syok dan menolak keputusan tersebut.
2. Marah, frustrasi, dan bersikap sinis atas keadaan yang dialami. Lalu, menyalahkan diri karena pertanyaan tentang apa kesalahannya sehingga di-PHK? "Kemudian, akan ada perasaan menyesal kenapa sebelumnya ia tidak bekerja lebih baik," tambahnya. Perasaan menjadi campur aduk antara malu, marah, dan kecewa.
3. Mulai di tahap berpikir efek positif dan negatif dari peristiwa ini.
4. Dilanjut dengan perasaan terisolasi dan timbulnya gejala-gejala depresi yang merupakan tahap paling menyakitkan.
5. Baru ia masuk pada tahap pemulihan kondisi. Sudah mulai menerima kondisi sebagai tanda positif seseorang untuk siap memulai proses pencarian kerja atau hal penting lain di dalam hidupnya.
Noverita K. Waldan