Ada Untung Ada Rugi, Ini Tantangan Bekerja di Era Digital

By nova.id, Senin, 1 Mei 2017 | 04:15 WIB
Ada Untung Ada Rugi Ini Tantangan Bekerja di Era Digital (nova.id)

Tabloidnova.com - Anda pasti setuju bila dikatakan dunia kerja saat ini tak bisa dipisahkan dari teknologi digital. Sebut saja, meeting yang bisa dilakukan dalam grup messenger, menerima email yang bisa dilakukan kapan saja, hingga kemudahan melakukan conference call dengan rekan kerja yang berada jauh dari Anda.

Atau, hal yang sering dialami, atasan maupun rekan kerja lebih mudah menjangkau Anda karena rata-rata ponsel sudah dilengkapi dengan pesan instan. Apakah Anda juga mengalaminya?

"Digital telah mengubah segalanya. Dan teknologi baru ini akan terus menyuguhkan tantangan sekaligus peluang," ujar Adrian Lajtha, Chief Leadership Officer Accenture, perusahaan global yang bergerak di bidang konsultan manajemen, layanan teknologi, serta outsourcing.

Ia menambahkan, tantangan bekerja di era digital yang paling jelas terlihat adalah karena para pekerja semakin terkoneksi satu sama lain. "Ini bisa menjadi kesempatan untuk memaksimalkan penggunaan teknologi di tempat kerja, juga untuk meningkatkan keterlibatan, kolaborasi, dan inovasi di kalangan para pekerja. Misalnya, perusahaan bisa memberikan pelatihan-pelatihan yang dapat diakses secara online," terangnya.

Riset Accenture 2015 bertema #ListenLearnLead yang dilakukan di 30 negara (termasuk Indonesia) terhadap 3.600 pekerja profesional, membahas mengenai tantangan bekerja di era digital. Riset ini dilakukan sekaligus dalam rangka memperingati Hari Perempuan Internasional yang jatuh setiap tanggal 8 Maret.

Dari riset tersebut terungkap, 58 persen responden asal Indonesia percaya bahwa teknologi memungkinkan pemimpin untuk berkomunikasi dengan tim secara cepat dan mudah. "Keuntungan tambahannya, bisa tercipta waktu dan tempat bekerja yang fleksibel untuk tim," kata Neneng Goenadi, Country Managing Director Accenture Indonesia, dalam acara Accenture International Women's Day 2015 yang diselenggarakan di Ritz Carlton Hotel Mega Kuningan, Jakarta.

Kondisi ini memang ibarat mata pisau. Pasalnya, saat fleksibilitas waktu dan jam kerja membuat komunikasi kerja bisa dilakukan kapan dan di mana saja, di sisi lain ini bisa membuat urusan pekerjaan pun datang setiap saat.

Sebanyak 48 persen responden perempuan dan 40 persen responden laki-laki asal Indonesia mengaku, teknologi justru membuat mereka menjadi terlalu mudah diakses.  Sehingga, 42 persen responden merasa memiliki waktu kerja yang terlalu panjang.

"Tantangan bekerja di era digital memang sangat besar. Ibaratnya, kita bekerja 24 jam per hari dan 7 hari dalam seminggu. Belum lagi, kita harus paham semua hal karena pertanyaan atau masalah bisa terjadi kapan saja. Tiba-tiba, pesan instan dari atasan atau bawahan datang menanyakan masalah di kantor. Atau bahkan mereka menghubungi lewat video call. Kita harus punya jawabannya, segera, kan?" terang Neneng.

Annelis Brilian