Begini Cara Menikmati Detoksifikasi Pikiran dan Tubuh

By nova.id, Senin, 17 November 2014 | 08:31 WIB
Begini Cara Menikmati Detoksifikasi Pikiran dan Tubuh (nova.id)

TabloidNova.com - Sesering apakah Anda memeriksa pesan singkat, email atau postingan baru di gadget dan akun media sosial?. Setidaknya pertanyaan di atas dilontarkan dan menjadi pembuka topik saat membahas detoksifikasi.

Sebagian dari Anda tentu sudah lama mendengar istilah populer yang seringkali dikaitkan dengan masalah pola hidup. Ethan Nichtern, seorang pendiri proyek The Interdependence sekaligus penulis buku "The Road Home : A Contemporary Exploration of The Buddhist Path" tengah menantang Anda untuk selama sepuluh menit saja melepaskan diri dari hiruk pikuk dan dinamisasi duniawi.

Namun, bukanlah untuk tidur atau melamun, melainkan untuk merenung dan memberi waktu pada diri sendiri merasa lebih bahagia, tenang dan merasakan hidup alami.

"Berpikir terus mau tak mau memaksa Anda mengingat momen dan pengalaman yang terus menghubungkan dengan dunia sekitar. Padahal memberi ruang untuk diri sendiri berpikir bijak dan menenangkan dapat membuat diri sendiri lebih tegar dan jauh dari stres dan penyakit" ujar Nichtern.

Terdengar menjanjikan dan perlu Anda coba? Ya, Nitchern menawarkan cara mudah menjalani proses detoksifikasi yang kerap identik dengan pola asupan makanan. Tapi, detoksifikasi pikiran dianggap bisa menyehatkan jiwa dan pikiran dari permasalahan hidup seperti rutinitas serta beban pekerjaan.

Cobalah lebih relaks Bersikap santai dan merasa baik secara alamiah menciptakan momen tersendiri yang mana erat hubungannya dengan kecemasan soal masa lalu atau masa depan. Dengan kata lain, relaks hampir sama dengan menikmati rasa kue brownies yang dibuat dari sayuran atau bebas zat kimia bersama rekan tanpa tergesa-gesa dan takut membuang waktu.

Namun, bukan berarti Anda jadi bersikap lamban, tidak memanfaatkan waktu dan malas-malasan. Relaks bisa dilakukan dengan cara berlibur atau menenangkan diri sejenak dari semua macam kesibukan dan atribut duniawi.

Bekerja sebaik mungkin, bukan sebanyak mungkin namun memberi hasil burukMampu melakukan dan menghadapi situasi apa saja (multitasking) sangatlah penting, tapi tidak berarti Anda bekerja terlalu banyak sehingga tidak maksimal dan justru merusak semuanya. Penting untuk memahami arti kualitas dibanding kuantitas.

Nichtern menjelaskan bahwa fokus dan konsistensi memberi dan menyelesaikan tugas untuk hasil terbaik selalu lebih utama ketimbang mengambil semua tugas tanpa menyelesaikannya. Hal ini memberi impresi lebih baik dan dikenang oleh atasan Anda maupun pasangan hidup.

Anda akan melakukan sepenuh hati untuk hal penting dan bermanfaatPercayalah, membuang waktu, pikiran, dan tenaga untuk hal yang tidak penting dan bermanfaat hanya mengurangi produktivitas dan melelahkan. Tanamkan pada diir sendiri untuk bekerja sepenuh demi sesuatu yang penting. Otak dan tubuh akan lebih tenang dan bahagia kala digunakan untuk setiap hal bermakna dalam hidup.  Ridho Nugroho / Yahoo Shine