TabloidNova.com - Tubuh kita mengandung cairan, tetapi aktivitas yang kita lakukan akan membuat cairan tersebut keluar dengan sendirinya. Misalnya, melalui keringat. Karena tubuh tidak dapat memenuhi seluruh kebutuhan airnya sendiri, penting untuk memenuhi asupan air dalam tubuh kita.
Sayangnya, masih banyak masyarakat yang belum mengonsumsi air sesuai kebutuhannya. Inilah yang kemudian mengakibatkan dehidrasi, baik yang ringan, sedang, maupun berat. Bila Anda jeli, banyak sekali tanda dehidrasi yang bisa diketahui dengan mudah.
Tanda terjadinya dehidrasi ringan diawali dengan rasa haus. Sering kali, karena malas minum air putih, seseorang malah mengacuhkan rasa haus hingga hilang sendiri. Padahal, hilangnya dahaga justru merupakan indikasi bahwa tingkat dehidrasi yang dialami seseorang sudah lebih tinggi, lo.
"Jadi, saat terasa haus, sebaiknya segera minum air putih secukupnya. Begitu juga sehabis buang air kecil, segera minum untuk menggantikan cairan yang keluar," saran Dr. dr. Saptawati Bardosono, MSc., dari Departemen Ilmu Gizi FKUI.
Pasalnya, rasa haus yang dibiarkan justru berpotensi menyebabkan penyakit-penyakit serius seperti susah buang air besar, infeksi saluran kemih, atau infeksi batu ginjal.
Saptawati menambahkan, dehidrasi ringan adalah kondisi saat seseorang sudah kehilangan air 5 persen dari berat badannya. "Sementara dehidrasi sedang adalah jika seseorang kehilangan air lebih dari lima persen berat badan dan dikatakan dehidrasi berat jika sudah kehilangan sepuluh persennya."
Pada tingkat ringan, tanda dehidrasi bukan hanya rasa haus. Dehidrasi ringan menimbulkan rasa lemah, cepat lelah, dan dapat berlanjut menjadi kram otot atau pandangan gelap jika berdiri terlalu lama.
"Sebetulnya tidak usah menunggu sampai kehilangan 5 persen, kehilangan 1,5 persen pada laki-laki atau 1,3 persen pada perempuan pun sudah menimbulkan banyak gejala. Dari fungsi kognisi, mudah lupa, mudah marah, sulit konsentrasi, atau badan lelah. Ibaratnya, mengerjakan pekerjaan simpel pun jadi lambat."
Sementara dehidrasi tingkat sedang, gejalanya akan lebih terlihat. "Pada anak, biasanya jadi rewel atau pengin minum terus. Yang paling terlihat adalah selaput lendir di mulut yang mengering dan elastisitas kulit yang berkurang. Elastisitas kurang itu contohnya kulit tidak cepat kembali jika dicubit."
Dehidrasi berat, tambahnya, bisa menyebabkan kesadaran menurun. Anak tidak lagi menangis dan tidak lagi kepengin minum. "Itu sebabnya harus diinfus untuk menggantikan cairan yang hilang," tambah Saptawati, yang juga chairperson Indonesian Hydration Working Group (IHWG).
Dalam jangka panjang, ini bisa mengganggu metabolisme tubuh. Indikasi termudah adalah sulit buang air kecil serta air seni yang menjadi sedikit dan pekat.
"Saat air seni pekat, artinya banyak sekali kuman atau zat yang seharusnya dikeluarkan, malah tidak keluar. Ini akan menjadi sumber infeksi sehingga membuat seseorang mudah terkena infeksi saluran kemih. Kalau dibiarkan, ini akan menjadi sumber pembentukan batu. Lebih lanjut lagi, bisa-bisa ginjal tak lagi berfungsi dengan baik yang bisa berakibat penyakit ginjal kronis dan gagal ginjal."
Hasto Prianggoro