Trauma Komitmen karena Mama Selingkuh (2)

By nova.id, Senin, 26 Oktober 2009 | 19:31 WIB
Trauma Komitmen karena Mama Selingkuh 2 (nova.id)

L sayang,

Siapa bilang selingkuhan itu lebih top markotop dibanding suami atau istri kita? Lebih sering terjadi malah dia lebih sederhana wajahnya, amat kurus atau kelebihan berat, dan kalau laki-laki, seperti B itu, lho, Jeng L. Enggak level kalau dibanding ayahanda.

Bisa saja, dengannya, mama justru memperoleh kepuasan karena sangat sadar bahwa dia punya status sosial yang jauh di bawah mama. Sehingga mama bisa punya perasaan dominan superior padanya. Sesuatu yang mungkin tak pernah bisa ia peroleh dari ayah yang memang tipe pemimpin rumah tangga sejati.

Sedih sekali rasanya kalau kita mendapati Mama kita berselingkuh ya, karena dari seorang ibu pastilah anaknya berharap ada banyak kebaikan dan keteladanan yang patut dicontoh.

Saya punya beberapa klien yang punya ibu seperti Anda, dan bagian terbesar dari bantuan yang saya berikan adalah untuk mengembalikan rasa hormat anak pada ibunya. Serta, menghilangkan kecenderungan untuk menganggap bahwa perkawinan hanyalah sumber masalah dan perasaan tidak happy, dan karenanya, kawin lalu terasa tidak penting, bahkan malah menakutkan.

Jadi, dapat dipahami sebenarnya kalau Anda lalu takut berkomitmen karena Anda pasti berpikiran, kalau mama saja tak bisa dipercaya, bagaimana pula suami? Lalu, bencana apa yang akan terjadi pada saya kalau menikah kelak? Kan, saya ini produk asuhannya mama?

Mohon L ingat bahwa tidak ada manusia yang dilahirkan dengan bakat untuk berselingkuh. Karena selingkuh adalah hasil dari merendahnya komitmen terhadap ikatan perkawinan, ditambah dengan menguatnya kebutuhan untuk memperoleh kenikmatan sesaat. Tanpa memikirkan dampak dari perilaku mengejar kenikmatan tadi.

Kenikmatan ini, yang beragam pada tiap penyelingkuh dan biasanya lalu kita jadikan sebagai warna dari kebutuhannya untuk selingkuh. Atau, motivasinya bila yang dikejar adalah gelimang uang dan fasilitas, kita katakan motivasinya matre. Bila untuk gairah seksual, kita katakan motivasinya mengumbar syahwat. Bila untuk meyakinkan diri bahwa dia masih menarik dan disukai lawan jenis, kita katakan bahwa orang ini selingkuh karena "panik", bukan ?

Apapun motivasinya, alasan untuk melakukannya, tak ada yang bisa dipakai untuk membenarkan si pelaku. Tetapi, yang motivasinya lebih untuk kenikmatan sesaat, biasanya dasarnya adalah iseng, mumpung ada peluang dan sesaat sifatnya.

Sementara, mohon maaf, kalau ibunda nampaknya seperti lagu "..lupa...lupa..lupa..ingat..lupa lagi janjinya", yang sudah kronis kebutuhannya untuk berselingkuh. Biasanya ini muncul ketika perempuan merasa dalam kehidupan rumah tangganya ia makin tak dibutuhkan dan diperhitungkan oleh suami dan anak-anaknya yang sudah dewasa dan makin mandiri.

Rasa sepi, banyak waktu luang dan kurangnya aktivitas keagamaan untuk mengingatkan apa yang boleh dan apa yang dilarang Tuhan lalu membuat ia mudah terjerumus.

Asuhan: Dra. Rieny Hasan