Menyulap Limbah Kayu Jadi Barang Serbaguna

By nova.id, Senin, 28 April 2014 | 07:07 WIB
Menyulap Limbah Kayu Jadi Barang Serbaguna (nova.id)

TabloidNova.com - Ingin melengkapi peralatan rumah tangga dengan motif yang senada agar terlihat lebih cantik dan rapi? Pemilik usaha GS4 Woodcraft asal Malang, Jawa Timur, akan menjawab kebutuhan Anda. Sebab usaha ini membuat aneka barang kebutuhan rumah tangga yang terbuat dari kayu pinus dengan desain unik. Warna serta motifnya pun menarik.

Menurut pemiliknya, Retno (53), usaha yang sudah ditekuninya bersama sang suami, Hery (57), sejak tahun 1992 ini sedari awal memang fokus menjual produk kebutuhan rumah tangga berbahan baku kayu.

"Suami saya seorang arsitek. Lalu sekali waktu kami lihat di dekat rumah banyak limbah kayu dari pabrik kayu yang tak terpakai. Sayang melihat kayu-kayu itu menganggur begitu saja, kami minta kayu itu ke pemilik pabrik, eh, dikasih. Ya, sudah kami berkreasi saja dengan kayu-kayu limbah itu," tutur Retno, saat ditemui di pameran Inacraft di JCC, beberapa waktu lalu.

Lantaran bahan bakunya berupa potongan-potongan kayu berukuran kecil, akhirnya Retno dan sang suami hanya bisa membuat aneka barang berukuran kecil seperti kotak tisu, nampan kayu, dan kotak-kotak serbaguna lain untuk digunakan sebagai alat penyimpan sendok, garpu, atau pisau di dapur. Agar hasil kreasinya terlihat lebih cantik, Retno memberi gambar buah-buahan atau bunga-bungaan pada kayu yang sudah disulapnya menjadi aneka bentuk yang memiliki manfaat tadi.

"Saya suka gambar stroberi dan bunga matahari. Akhirnya saya lukis dengan tangan gambar itu di permukaan kayu yang sudah berubah bentuk jadi aneka macam barang. Saya pakai cat air biasa saja, setelah kering dilapisi vernis agar lebih tahan lama warnanya. Dulu, saya dan suami yang turun tangan langsung membuat semua barang," jelas Retno yang kini juga mulai membuat desain gambar hewan yang lucu untuk anak-anak.

Anak-anak pasangan Retno dan Hery kemudian mulai ikut membesarkan usaha. Sekarang mereka dibantu 10 karyawan. Khusus untuk melukis stroberi dan bunga matahari, Retno masih melakukannya sendiri, terutama finishing-nya.

Setelah usahanya semakin membesar, tak hanya kotak-kotak berukuran kecil saja yang diproduksi Retno. Kini ia menerima pesanan membuat tempat tidur, lemari, meja dan kursi kayu untuk sekolah TK, atau pun untuk kebutuhan pribadi. Untuk itu, Retno dan suami mulai berlangganan membeli kayu dari PT Perhutani, sehingga tidak mengganggu ekosistem lingkungan di daerahnya.

Uniknya, kendati usahanya sudah semakin dikenal luas, Retno mengaku tak serta merta tergiur untuk meluaskan pasar hingga ke luar negeri. Mengapa? "Ya, saya dan suami sepakat untuk memenuhi pasar lokal saja. Itu juga sudah banyak sekali pesanan, apalagi saya juga memenuhi pesanan kotak tisu dan nampan ke toko-toko retail atau supermarket di sejumlah kota di Indonesia. Sistemnya jual putus, saya tidak mau konsinyasi," tuturnya sambil tersenyum.

Menggeluti usaha yang sudah dijalani lebih 20 tahun, Retno memiliki kunci sukses, yakni fokus. Fokus ke produk yang ia buat dan fokus juga ke target pasar yang dituju. "Dengan begitu, kami menjadi fokus dalam bekerja, dengan tetap mengutamakan kualitas. Sehingga tidak takut dengan banyaknya persaingan di jenis usaha yang sama," tegas Retno sambil mengatakan, harga jual produknya cukup terjangkau oleh banyak orang, yakni berkisar antara Rp60.000 sampai Rp125.000 saja per produk.

Bila penasaran ingin tahu seperti apa proses produksi GS4 Woodcraft di Malang, Anda bisa mengunjungi kantor dan showroom-nya di Jl. Gondosuli 4, Malang, atau Gerai Kerajinan Kota Malang di Jl. Semeru 14, Malang. Anda pun bisa membuka website-nya di www.gs4woofcraft.com.

Intan Y. Septiani