Sukses menembus tiga besar KDI 4 pada tahun 2006 menjadi bukti bakat seni suara yang mengalir dalam diri pria yang akrab dipanggil Juna ini. Bakat ini menurun dari ayah yang menekuni karawitan dan ibu yang piawai menabuh gendang jaipongan.
Bicara soal musik, Juna mengaku lebih suka genre campursari. "Padahal, teman-teman di kampung suka lagu rock. Saya juga menyanyi di panggung wayang kulit," ucap Juna.
Tampaknya, kekhasan suara Juna inilah yang membuat ia kerap menjuarai berbagai lomba menyanyi lagu pop dan keroncong di kampung halamannya, Kediri, Jawa Timur. Saat masih berusia 15 tahun, ia bahkan sempat mencicipi kontes paduan suara tingkat dunia di Tokyo, Jepang.
Ingin Tampil di Teve
Berbekal prestasi di berbagai kontes, tekad Juna dalam menekuni karier di bidang tarik suara makin bulat. "Tidak mungkin tidak di Jakarta kalau ingin mempertajam bakat dan menjadi terkenal," ujar pengagum Beyonce ini. Pilihan Juna jatuh pada KDI yang dulu digelar di TPI. Ajang ini ia anggap bisa mewujudkan mimpinya untuk tampil rutin di layar kaca. "Demi menyenangkan hati orangtua," tutur Juna.
Tahun 2006, pria yang sempat mengenyam pendidikan di Universitas Negeri Surabaya ini berhasil masuk tiga besar KDI. Selain mendapatkan motor gede, Juna merekam suaranya untuk album kompilasi KDI 4 dan berduet dengan Kiki (alumni KDI 3) dalam lagu Tapak Tuan.
Ia lalu menjalin kontrak dari SMN (Star Media Nusantara). Lepas dari SMN, Juna menjajal tes vokal di MD Music. Di sana, bungsu dari empat bersaudara ini bertemu manajer casting MD, Sanjay Mulani, yang menawarinya tampil di FTV. Saat tahu bahwa Juna adalah penyanyi, "Mas Sanjay mengabari Bobby Tince memerlukan personel untuk memperkuat boyband Mr. Bee." Bersama boyband ini, Juna menelurkan single Dance with Me dan Let Me Go.
"Sekolah" Lagi
Dalam perjalanannya, Juna menerima saran agar mencoba seni peran alias bermain sinetron. Awalnya, Juna enggan mengingat honor sebagai penyanyi jauh lebih besar. "Belum lagi jadwal syuting suka molor dan makan waktu banyak," ujar Juna.
Kerinduan para penggemarlah yang membuat Juna berubah pikiran. "Bila aku bermain sinetron, mereka akan kembali melihatku di layar kaca. Setidaknya, orangtua di kampung akan bangga saat menonton televisi dan mengatakan, 'Iku, lo, anakku,' begitu ha ha ha," seloroh Juna.