Mencetak Aktivis di Kali Brantas

By nova.id, Jumat, 6 Maret 2015 | 10:27 WIB
Mencetak Aktivis di Kali Brantas (nova.id)

Tabloidnova.com - Kelompok Social Entrepreneurship Universitas Ciputra Surabaya memiliki cara yang menarik dan unik saat mendorong keterlibatan masyarakat agar peduli untuk menjaga Kali Brantas. Selain membentuk gerakan sosial yang diberi nama Klinik Sungai 2020 (KS 2020), mereka juga membuat sebuah permainan petualangan yang diberi nama Rivers Rangers.

Kegiatan yang dimulai sejak bulan Februari 2015 ini rencanannya dilakukan secara berkelanjutan sampai setahun ke depan. Klinik Sungai 2020 adalah sebuah pelatihan teknik menulis kepada pelajar SMA/SMK di Sekitar Kali Brantas. Klinik Sungai 2020 mengajak anak muda/pelajar SMA/SMK untuk peduli dengan sungai dengan cara menulis fakta-fakta kerusakan air dan pencemaran sungai yang ditemui di sekitar mereka.

Surat yang ditulis secara berkelompok akan disampaikan kepada Badan Lingkungan Hidup (BLH) Provinsi Jawa Timur yang bertanggung jawab atas pengelolaan kualitas air dan Pengendalian pencemaran air Kali Surabaya.

Ditargetkan, tahun ini ada 500 Penulis yang akan didampingi dalam (KS 2020). BLH Jatim memiliki biro khusus yang melayani pengaduan pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup yang termasuk di dalamnya pencemaran sungai. Klinik Sungai 2020 juga membuka komunikasi dengan BLH Jawa Timur sehingga setiap surat yang dikirimkan oleh pelajar akan mendapatkan respon dan verifikasi atas laporan pencemaran dan kerusakan sungai yang terjadi.

"Kami berharap tulisan pelajar tentang kondisi sungai yang sakit dapat diterima oleh pemerintah dan direspon dengan melakukan upaya perbaikan sungai," Ujar Rezky Firmansyah Mahasiswa International Bussiness management Universitas Ciputra.

Diego Haffi Yasser Rastasenna juga berharap agar klinik sungai ini memberikan multiefek. "Pada satu sisi dapat meningkatkan kemampuan pelajar untuk menulis, pada sisi lain tulisan ini untuk menghubungkan kebutuhan masyarakat atas informasi lingkungan dan Pemerintah yang memiliki aset informasi dan kewajiban untuk melakukan pelestarian sungai atau lingkungan," ungkapnya.

Lebih lanjut, ia pun berharap melalui tulisan tersebut keadaan sungai yang kini sedang tercemar pun akan menjadi lebih baik. "Sebab pemerintah tidak bisa bergerak sendiri. Tetap butuh kepedulian dan pengawasan masyarakat."

River Rangers

Selain melalui tulisan, aktivitas kedua adalah River Rangers (RR), yakni program untuk menciptakan permainan petualangan bagi anak usia 12-15 Tahun (Pelajar Sekolah Menengah Pertama).  Caranya dengan mengajak peserta menyusuri bantaran sungai menggunakan sepeda dan mengobservasi dengan mengamati aktivitas sosial di sekitar sungai. Termasuk juga untuk merasakan  dan menginventarisasi flora dan fauna menarik yang ditemukan sepanjang perjalanan.

"River Rangers ini adalah permainan petualangan dengan objek lingkungan sungai yang bisa menumbuhkan empati, kepekaan sosial, dan merangsang lahirnya critical thinking. Pada gilirannya, diharapkan bisa membuahkan aksi-aksi sosial untuk membuat perubahan," jelas Setyo Ruci Dewaningrum.

Ketua Himpunan Mahasiswa Psikologi Universitas Ciputra ini menjelaskan bahwa RR mengajak anak untuk mengenal lingkungan sekitar dan berinteraksi dengan masyarakat yang tinggal di tepi sungai. Peserta juga diwajibkan mendokumentasikan hasil temuan ini melalui foto. Sebanyak 12 peserta bersepeda menyusuri tanggul Kali Brantas Hilir di Desa Wringinanom sejauh 4 km, kemudian menyeberangi sungai dengan perahu kayu.

 "Senang ikut kegiatan ini karena kita jadi tahu manfaat tanaman yang ada di tepi sungai. Padahal setiap hari kita bertemu dengan tumbuhan-tumbuhan ini, kan. Tapi, kita tidak tahu manfaatnya sehingga kita sering acuh," ungkap Feni Anggraeni Pelajar SMPN 1 Wringinanom yang rumahnya berjarak 200 meter dari Kali Brantas hilir.

Pada akhir kegiatan, peserta RR berkunjung ke Kebun Tumbuhan Obat Pak Kasimin di Desa Lebani Waras. Pak Kasimin menjelaskan berbagai jenis tumbuhan dan manfaatnya.

Mulai dari ciplukan, kunir, meniran, alang-alang, Tapak liman, bamboo Jawa, bambu ori, bangle, dan sejumlah jenis tanaman lainnya. "Di sepanjang bantaran sungai terdapat sekitar 231 tumbuhan berkhasiat obat," kata Pak Kasimin. Sebelum menyudahi acara, Pak Kasimin menyajikan jamu yang dibuat dari bahan sinom bercampur akar-akaran. "Wow rasannya seger banget, ya," kata salah satu di antara mereka.

Gandhi Wasono M.