Perhiasan Tradisional Gaya Modern ala Manjusha Nusantara

By nova.id, Jumat, 4 April 2014 | 09:13 WIB
Perhiasan Tradisional Gaya Modern ala Manjusha Nusantara (nova.id)

TabloidNova.com - Kuno tidak selalu terbelakang. Hal inilah yang ingin ditampilkan Manjusha Nusantara melalui replika perhiasan tradisional Indonesia yang dikemas dalam bentuk modern dan sederhana. Bekerjasama dengan desainer Yani Soemali (House of Yani) dan Galeri Indonesia Ikat, Manjusha memperlihatkan karyanya dalam acara Simfoni Indonesia yang digelar di Auditorium Galeri Indonesia Kaya, West Mall Grand Indonesia, Jakarta, Jumat (28/3) lalu. Jadi tak hanya perhiasan tradisional karya Manjusha, acara ini juga menyuguhkan padu-padan apik perhiasan dengan busana tradisional karya Yani Soemali. Kerjasama ini sebenarnya sudah yang kesekian kalinya bagi Manjusha dan Yani. Namun untuk event kali ini, tema yang diambil lebih luas. "Tidak terlalu tematik. Tidak spesifik," kata Terry Supit, salah satu pendiri Manjusha yang juga seorang arkeolog. Simfoni Indonesia dimaknai sebagai perpaduan kain-kain Indonesia (seperti tenun dan batik) dengan perhiasan yang berasal dari berbagai wilayah nusantara. "Jadi tidak terlalu pakem. Misalnya, busana dari kain sumatera tidak harus dipadankan dengan perhiasan dari Sumatera juga," terangnya. Jika diperhatikan, perhiasan yang dipertunjukkan banyak berukuran besar (meskipun tidak sebesar perhiasan yang biasa dikenakan untuk pakaian adat aslinya). Hal ini berbeda dengan perhiasan modern yang bentuknya lebih kecil dan sederhana. Dengan ini Terry ingin mengatakan pada masyarakat bahwa replika perhiasan tradisional yang berukuran besar juga tidak tabu dikenakan dalam keseharian. Ratusan kalung, gelang, cincin, bros, dan anting yang dilapisi emas dan perak ini juga dikemas lebih up to date. "Nah, agar kesan 'tradisionalnya' tidak hilang, cara pakainya harus lebih edgy. Misalnya, dengan menyesuaikan perhiasan dengan busana dan occasion yang tepat. Jadi, mau dipakai di acara formal atau sehari-hari tetap bisa." Tidak butuh waktu lama bagi Terry dan tiga pendiri Manjusha lainnya (Yasmin Wirjawan, Ria Glenn, Ina Symonds) melakukan riset pada perhiasan yang akan ditampilkan. "Kami sudah melakukan riset dari dulu, jadi tidak hanya kalau mau ada pertunjukan saja. Risetnya selalu berkelanjutan. Jadi pas mau bikin event, tinggal pilih yang sesuai tema saja." "Seperti (kalung) yang saya pakai ini. Pas datang ke sini, saya pakai atasan dan kalung ini dengan celana pendek. Ternyata keren banget. Baru, deh, pas acara mulai, saya cuma ganti celana pendek dengan sarung ikat ini," kata Yani yang hadir dengan kebaya modern warna hitam dari bahan brokat yang dipadankan sarung ikat warna senada dan kalung khas Palembang. Intinya, Indonesia memiliki begitu banyak warisan, dari mulai bahasa, kesenian, kain, perhiasan, makanan, dan lainnya. Melalui perhiasan inilah Manjusha ingin menunjukkan keindahan Indonesia dari sisi yang berbeda. "Kami berharap, perhiasan tradisional lebih diminati masyarakat dan cara ini bisa kami gunakan untuk melestarikan budaya Indonesia. Kami mau tunjukkan bahwa perhiasan tradisional itu enggak kalah dengan perhiasan modern. Dan agar masyarakat juga tahu, kalau sebenarnya cikal bakal perhiasan modern itu ya dari perhiasan tradisional ini," tutup Terry. Ester