TabloidNova.com - Gelar Puteri Indonesia 2014 menjadi langkah baru dalam kehidupan Elvira Devinamira (20). Ia mengaku dulunya ia anak rumahan. Sang ibu lah yang menggiringnya untuk lebih aktif di luar rumah.
"Mama berperan besar. Kalau enggak didorong mama, saya mungkin masih mengurung diri di kamar seperti biasanya," kata Vira.
Sebagian besar waktu luang di masa remaja memang dihabiskan di rumah. "Kamar menjadi titik pusat kehidupan saya. Mama sengaja enggak naruh televisi di kamar karena tahu saya akan semakin mengurung diri. Cuma ada internet," kata Vira.
Sejak tiara Puteri Indonesia 2014 disematkan akhir Januari lalu, Vira menjalani kehidupan yang benar-benar berbeda. Hampir tak ada waktu luang, apalagi kesempatan untuk bersantai di kamar sambil menonton video streaming kesukaannya.
Banyak gagasan yang ingin diwujudkan Vira sebagai Puteri Indonesia. Peluang mengharumkan nama Indonesia itu dimungkinkan dengan keterlibatan Vira di ajang Miss Universe di Brasil nanti. Ia, misalnya, jika bertugas ke negeri-negeri asing, ingin menunjukkan kekayaan tradisi Indonesia, mulai dari keragaman kain tradisional hingga aneka rupa perawatan tubuh tradisional.
Ia juga ingin mendekatkan kembali kekayaan budaya Indonesia kepada kaum muda. Misalnya tentang kain tradisi seperti songket dan tenun yang kurang populer bagi sementara kaum muda. "Ada yang enggak pede memakai pakaian tradisional seperti songket. Enggak banyak yang tahu bahwa kain tradisional sudah dimodernisasi," ujar Vira.
Ketika ditemui, Vira mengenakan kain tradisional yang memeluk rapat tubuh nan langsing. "Ini sudah kendor semua. Sudah enggak berani ngitung berat tubuh," kata pemilik tinggi 175 cm dan berat 53 kilogram ini.
Matang akademisJalan menuju kontes Puteri Indonesia dirintis ketika Vira mulai terjun ke dunia modeling sejak satu setengah tahun lalu. Ibunyalah yang pertama kali melihat potensi dan menyadarkan Vira untuk melangkah ke luar rumah. Vira lantas menjuarai kontes Cakning Surabaya 2012. Seorang fotografer terpikat dan terjunlah Vira sebagai foto model lalu melangkah ke catwalk. Semua dijalani secara otodidak.
"Dulu, saya terkesan cuek. Sering dianggap sombong. Saya cancerian. Pendiam. Kalau enggak kenal, lebih banyak diam. Susah memulai pembicaraan lebih dulu. Tapi sekarang lebih outgoing person," tambah Vira.
Izin menjajal modeling diperoleh dari keluarga dengan syarat tidak melalaikan pendidikan. Vira membuktikan kematangan dari segi akademis. Ia meraih nilai cum laude di Jurusan Hukum Internasional, Universitas Airlangga, dan beberapa kali menjadi delegasi Indonesia di konferensi internasional.
Pada Februari 2012, ia mengikuti simulasi sidang Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Universitas Harvard. Dalam forum yang membahas konflik internasional tersebut, Vira menekankan pentingnya revisi konvensi Geneva (1949) tentang perlindungan dalam konflik bersenjata.
Setahun sebelumnya, Vira juga terlibat dalam konferensi mahasiswa internasional tentang pemanasan global di Seoul, Korea Selatan. "Harus matang segi akademik. Puteri Indonesia bukan ajang cantik-cantikan. Kecerdasan sangat diperlukan," tambah Vira, yang cuti skripsi hingga dua tahun ke depan.
Belajar hukum membuatnya bertekad menjauhi tindakan yang bertentangan dengan hukum seperti korupsi. "Hukum bukan untuk cari uang. Jika saya memberi yang baik, akan ada peluang baik buat saya," kata Vira.
Biodata:* Lahir: Surabaya, 28 Juni 1993* Pendidikan: Universitas Airlangga* Prestasi:- Puteri Indonesia 2014- Juara I dan Favorit Cakning Surabaya 2012- Simulasi Sidang PBB Harvard 2012