Perempuan 38 tahun ini memberikan pencerahan pada masyarakat di sana, meski dirinya tak tamat sekolah dasar. Ia mulai mendirikan posyandu dengan uang seadanya. Bahkan penjualan dari hasil ternak dan kebunnya diperuntukan untuk kegiatan tersebut.
Ternyata, posyandu yang didirikan Ita banyak menyadarkan masyarakat arti pentingnya kesehatan, terutama untuk ibu dan anak. "
Sebelum ini, saya tak pernah dapat bayaran. Satu tahun berikutnya, saya dibayar dari teman-teman hanya duapuluh ribu rupiah sebulan, " terang Ita yang tak sanggup menahan haru saat ia dinobatkan sebagai sepuluh besar dari MNCTV Pahlawan Untuk Indoenesia 2013 pada Rabu (6/11) di studio 8 RCTI, Kebon Jeruk, Jakarta Barat.
Ita satu dari sepuuh orang yang mendapatkan penghargaan MNCTV Pahlawan Untuk Indonesia. Sebelumnya, sama seperti tahun lalu, panitia menyeleksi secara bertahap. Awlanya ada 324 pendaftar yang layak untuk diproses, dan 128 dinyatakan memenuhi syarat. Juri internal yang terdiri dari jajaran direksi MNCTV kemudian mengerucutkan dari 128 menjadi 50 yang bakal lolos melewati babak penjurian selanjutnya.
Akhirnya terpilih 14 kandidat yang mengikuti penjuarian tahap selanjutnya di Jakarta, yakni wawancara dengan juri ekternal pada 1 dan 2 November 2013. Dan, kemudian keputusan terakhir berada di tangan juri kehormatan, yakni hari Tanoesoedibjo (CEO MNCTV Group) dan Prof Dr Ahmad Syafi'i Muarif (cendikiawan) pada 4 November.
CEO MNC Group ini, Hary Tanoesoedibjo mengatakan, ditengah keprihatinan hidup berbangsa seperti sekarang ini, masih ada orang-orang yang menjadi pengiat sosial di tengah masyarakatnya tampa berharap pamrih dari siapa pun.
"Mereka itu patut menjadi teladan, karena telah berbuat yang terbaik untuk bangsa dan negara dan telah mengispirasi banyak orang untuk berbuat suatu hal yang berguna demi menjadi kan bangsa Indonesia lebih baik kedepanya, " begitu tutur Hary saat menghadirkan program MNCTV Pahlawan Untuk Indonesia.
Nizar