TabloidNova.com - Sadarkah Anda bahwa dalam sebuah peta, penunjuk jalan, atau katalog pemandu wisata, jarang sekali terdapat peta dimana toilet berada? Ya, fasilitas yang vital ini kerap dilupakan bahkan disepelekan keberadaannya oleh sebagian masyarakat.
Pengabaian ini mungkin disebabkan karena toilet dianggap sebagai tempat pembuangan hajat yang kotor, atau memang toilet bukan satu hal penting bagi manusia. Adanya fakta ini cukup menguatkan pemikiran bahwa apakah peta lokasi restoran atau tempat berbelanja lebih penting ketimbang peta lokasi toilet bagi para masyarakat, khususnya yang tinggal di perkotaan.
"Sanitasi erat kaitannya dengan kesehatan manusia. Sehingga jika sanitasi di Indonesia buruk, maka kesehatan bangsa ini pun akan buruk. Anehnya masyarakat Indonesia sulit sekali memahami hal ini, apalagi menerapkannya. Kondisi ini jauh berbeda dengan di Afrika Selatan yang sudah jauh lebih maju soal kesehatan masyarakat," ungkap Naning Adiwisono, Ketua Asosiasi Toilet Indonesia, kepada TabloidNova.com di Prive, fX Sudirman, Jakarta, Kamis (20/11).
Naning yang juga menduduki posisi Ketua Green Building Council Indonesia (GBCI) ini memaparkan begitu sulitnya menemukan lokasi toilet yang bersih di Indonesia. Bahkan, Naning pun sulit menjawab perihal kota mana di Indonesia yang sudah menerapkan standar toilet umum yang bersih.
"Mungkin kalau di perumahan sudah memiliki toilet bersih karena pemiliknya sadar dan paham betul akan sanitasi. Tapi di Indonesia, atau di Jakarta, baru mall-mall mewah di pusat kota yang sudah terbukti memiliki toilet bersih, itu pun baru seberapa," tambahnya.
Perlu diketahui bahwa standar toilet umum yang bersih tidak hanya dinilai dari berapa banyak jumlah pasokan air bersih yang tersedia, namun juga dari perlengkapan toilet di dalamnya. Selain itu memenuhi syarat aman, nyaman, bersih, dan memiliki ventilasi cukup, serta ukuran yang masing-masing disesuaikan dengan kebutuhan ruangan dan pengguna toilet tersebut.
Misalnya, untuk sekolah SD ukuran toilet bersih adalah 1x25, lalu untuk perkantoran adalah 1x100. Hal ini berhubungan langsung dengan data sanitasi terbaru pada tahun 2013 yang menyatakan bahwa 40 persen masyarakat Indonesia tidak mendapatkan kebersihan yang layak.
Naning pun merekomendasikan sejumlah langkah yang bisa dilakukan oleh pemerintah, tentunya dengan dukungan masyarakat sepenuhnya, yakni lewat edukasi standarisasi toilet yang bersih kepada publik. Kemudian, melakukan transformasi nyata mengenai bentuk dan kondisi toilet yang bersih terutama dari infrastrukturnya.
Langkah terakhir adalah perubahan pola pikir mengenai pengaruh besar sanitasi dan toilet bersih dengan kesehatan manusia.
Ridho Nugroho