Aris 'Idol' Pelajaran Berharga dari Jalanan (2)

By nova.id, Senin, 4 Agustus 2008 | 07:56 WIB
Aris Idol Pelajaran Berharga dari Jalanan 2 (nova.id)

Meski anak-anak jalanan rentan mengalami tindak kekerasan, Aris bersyukur dirinya belum pernah menjadi korban kekerasan."Aku sadar, hidup di jalanan enggak gampang dan harus menyelami kehidupan mereka. Namun, aku enggak sengaja menjadi pelakunya. Suatu hari aku nekat memukul sesama pengamen yang suka mengompas aku. Karena dia minta setiap hari dan jumlahnya bisa setengah dari hasil kerjaku, aku enggak tahan dan protes. Akhirnya, cara itulah yang aku pilih untuk menunjukkan kekesalanku kepadanya," jelas Aris.Teman Judika "Idol"Kenakalan Aris sewaktu remaja sebenarnya tak berhubungan dengan sikap alimnya sewaktu kecil. Sejak duduk di bangku SD, Aris terkenal sebagai murid yang pintar, rajin mengaji, dan suka main sepak bola.Di depan guru dan teman-temannya, Aris sukses menunjukkan ia serius menekuni buku-buku pelajaran. Ia pun pernah masuk hingga lima besar di sekolahnya. Sepulang sekolah, Aris kecil tak langsung main, ia pasti tidur siang dan langsung les mengaji.Meski dibesarkan dalam pertahanan iman yang kuat, Aris kecil juga sama halnya dengan kebanyakan anak kecil. "Aku pernah berbohong kepada orangtuaku. Waktu itu, aku minta bayaran untuk beli buku di sekolah padahal uang buat beli apa gitu. Dan enggak ada hubungannya dengan pelajaran. Sekarang kalau ingat hal itu, aku merasa bersalah sekali dengan ayah dan ibu," ucapnya.Kalau sudah jenuh belajar dan menekuni rutinitas, Aris mengaku sering bermain bola di lapangan bola yang terletak di kawasan Cakung. "Waktu itu, salah seorang temanku bermain bola ya dia ini (seraya menunjuk Judika "Idol" yang saat itu berada di sampingnya). Kami sudah temenan sejak kecil. Senang banget rasanya ketemu teman lama pas ikut Idol," kata Aris.Aris memang dilahirkan ke dunia sebagai anak yang punya banyak akal. Ketika ia sedang menjalin hubungan asmara dengan Fanny, istrinya kini, ia cukup tertantang untuk membuktikan kepada mertuanya bahwa ia serius dengan Fanny."Waktu itu, aku semakin serius mengamen. Sekarang, dengan anugerah dari-Nya, aku jadi Idol dan aku seperti mendapatkan jalan untuk mencari nafkah dengan lebih baik. Selanjutnya, tinggal bagaimana aku menjalani hidupku sebaik-baiknya dan membuktikan keseriusanku dengan Fanny dalam membina rumah tangga," pungkasnya.Obor KeluargaKehidupan Keluarga Runtuwene yang morat-marit sempat membuat anggota keluarganya cerai-berai. Seperti Aris dan kakak sulungnya Firman yang memilih berlanglang buana menjadi pengamen, sehingga jarang pulang. Kakak Aris yang lain, Alvino, tak punya pekerjaan tetap. Hanya si bungsu Amta yang masing sekolah. Boleh dibilang, komunikasi keluarga mereka jadi agak terganggu. Sanak sauadara pun menjauh.Namun situasi itu kini berbeda, setelah Aris diketahui sukses sebagai Idol. Mereka kini berkumpul untuk mendukung Aris. Seperti menjelang grand final beberapa waktu lalu, segenap keluarga sibuk menyiapkan segala artibut untuk mendukung Aris. Saudara yang dahulu tak dikenal kini menyambangi rumah keluarga Aris.Mereka menyebut Aris seperti obor untuk keluarganya. Ketika obor itu hampir redup maka Arislah yang menyalakannya kembali, sehingga keluarganya berkumpul kembali. " Kami sangat bangga dengan Aris. Keluarga yang tidak kami kenal, saat ini datang berhamburan ke rumah kami," kata Alvino.Sementara Firman hanya bisa tersenyum simpul, bahwa Aris yang dulu dilarangnya mengamen kini menjelma menjadi penyanyi yang dikenal banyak orang. Sebab Firman ingin Aris berhasil dalam pendidikan."Sewaktu Aris berumur 13 tahun, saya pernah menceburkannya ke kali depan rumah, karena Aris sering bolos sekolah," cerita Firman. Tapi Aris tak pernah kapok dan tetap mengamen demi membantu perekonomian keluarga.

Esti