Pentingnya Fase Merangkak pada Bayi

By nova.id, Rabu, 23 April 2014 | 08:26 WIB
Pentingnya Fase Merangkak pada Bayi (nova.id)

TabloidNova.com - Merangkak merupakan fase pertama yang menandakan bayi sampai pada tahap mobilitas dan melawan gravitasi. Namun, bukan hanya itu, lho, makna dari merangkak. Faktanya, fase merangkak pada bayi justru tak bisa dianggap sepele.

Saat bayi melewati salah satu fase tumbuh kembang, misalnya langsung bisa berdiri tanpa melewati fase merangkak, kerap dianggap sebagai kebaikan karena tumbuh kembangnya pesat. Padahal yang terjadi justru sebaliknya.

"Saat anak langsung bisa berdiri tanpa menjalani fase merayap lalu merangkak, itu justru membuat perkembangannya tak lancar dan mengakibatkan beberapa kerugian di kemudian hari. Pasalnya, merangkak adalah salah satu tonggak sistem koordinasi dalam tubuh," ujar Irene F. Mongkar, pakar stimulasi anak, saat menjadi pembicara dalam talkshow "Periode Emas Siapkan Anak ke Masa Depan" sebagai bagian rangkaian acara Prenagen Pregnancy Educational Journey di Trans Luxury Hotel Bandung, beberapa waktu lalu.

Ia menambahkan, anak harus diberi stimulasi untuk merayap kemudian merangkak sejak bayi mulai bisa tengkurap. Merayap adalah fase saat buah hati tengkurap dan menggeserkan tubuhnya dengan bertumpu pada perut, sementara merangkak terjadi saat bayi bergerak bertumpu pada tangan dan kaki.

Fase merangkak pada bayi pun harus dilakukan dengan benar. "Bayi bukan sembarang bergerak maju atau mundur dalam posisi tengkurap semata, melainkan harus diperhatikan koordinasi antara kaki dan tangannya," Irene menjelaskan. Pada sebuah kesempatan, ia meneliti gerakan merangkak pada bayi. Ternyata, mayoritas bayi tidak merangkak dengan benar sehingga stimulasi koordinasinya pun tak sempurna.

"Merangkak yang benar adalah saat tangan kanan bergerak ke depan, diikuti oleh kaki kiri yang melangkah, begitu pun sebaliknya saat tangan kiri merengkuh ke depan, kemudian kaki kanan yang bergerak. Jika bayi merangkak seperti ini berarti koordinasi tubuhnya sudah baik dan benar."

Annelis Brilian