Lastiani Warih Wulandari "Be Beautiful Mind"

By nova.id, Jumat, 20 April 2012 | 06:54 WIB
Lastiani Warih Wulandari Be Beautiful Mind (nova.id)

Lastiani Warih Wulandari Be Beautiful Mind (nova.id)
Lastiani Warih Wulandari Be Beautiful Mind (nova.id)
Lastiani Warih Wulandari Be Beautiful Mind (nova.id)

"Griya Dahar Putri Kedaton milik Wulan kini juga bersinergi dengan Griya Kecantikan & Spa miliknya. (Foto: Kartika Santi/DOK NOVA) "

Merasa kehidupan berumahtangga penuh keterbatasan, Wulan ingin memberdayakan potensi diri. Selain itu ia memang suka melakukan perawatan di spa. Karena produk-produk spa memicu alergi di kulitnya dan kurang cocok, ia memutuskan membuatnya sendiri. "Akhirnya saya mengobrol dengan orang yang ahli membuat produk spa dan ternyata enggak sulit membuatnya," kisah perempuan berkulit sawo matang ini.

Rasa tak puasnya terhadap produk perawatan tubuh di pasaran membuat Wulan mencoba meracik sendiri ramuan rahasia leluhurnya. Ke mana pun ia melakukan perawatan Spa, ramuan andalan itulah yang ia kenakan. Upayanya tak sia-sia, karena hasil nyata memancar pada dirinya. Melihat peluang baik, pada 2007 terpercik ide untuk menjualnya. Pasar pertama yang dibidik adalah kalangan teman-temannya.

Pengemasan produk perawatan Putri Kedaton juga unik. Wulan menggunakan wadah dari kayu dengan sentuhan batik yang cantik. Sehingga dalam mengelola bisnisnya, ia sekaligus melakukan pemberdayaan bagi pelaku UMKM. Hingga saat ini produknya sudah mencapai Singapura, Italia, Oman, dan Jepang. "Outlet-nya sudah ada di beberapa tempat di Medan, Batam, Bengkulu, Jakarta, dan seputar Jawa Tengah," tutur Wulan. Melihat produk-produknya diterima baik oleh pasar, Wulan mulai melebarkan sayap bisnisnya. Tahun 2009 Putri Kedaton Griya Kecantikan dan Spa didirikan di Jl Nusa Indah No 33, Condongcatur, Sleman, Yogyakarta. Lokasinya yang dekat dengan kampus-kampus ternama, membuat bisnis ini cepat dilirik mahasiswa. "Banyak mahasiswi ke mari saat weekend. Anak muda sekarang beda dengan dulu, ya. Sekarang lebih punya kesadaran untuk melakukan perawatan tubuh. Beda dengan zaman saya dulu," ujarnya.

Antara Kampus & Lembaga Kursus

Selain sebagai perempuan karier, Wulan juga ternyata seorang pendidik. Sejak 1995, ia menjadi staf pengajar di berbagai kampus. Saat ini, perempuan Jogja berusia 43 tahun ini tercatat sebagai dosen tetap di Universitas Islam Indonesia. Selain itu ia juga menjadi staf pengajar tidak tetap di Universitas Negeri Yogyakarta. Tak heran bila alumnus Fakultas Ekonomi Akuntansi, UII dan Magister Manajemen, Universitas Negeri Padang, ini terkesan begitu percaya diri saat berhadapan dengan banyak orang.

Bakat mengajar rupanya mengalir kental dalam diri Wulan. Setelah griya kecantikan dan spa, di tahun yang sama didirikan juga lembaga kursus dan pelatihan seputar bidang kecantikan dan spa. Dan belum lama ini, Griya Dahar Putri Kedaton juga baru diresmikan oleh Kepala Dinas Pariwisata DIY Tazbir. Dengan begitu, Putri Kedaton menjadi sentra kecantikan dan kesehatan yang fasilitasnya saling bersinergi. Resto mungil itu berkonsep spesial masakan ibunda dengan menu yang selalu berganti saban harinya.

Dalam lembaga kursus dan pelatihan miliknya, Wulan juga menjadi trainer. Berbekal ilmu dari Beauty Globe Institute, Surabaya, ia melatih siswi-siswinya yang banyak berdatangan dari kampus tempat ia mengajar. Sertifikat yang dipegangnya sebagai pedoman keilmuannya, antara lain di bidang Konsultan Spa, Inner Healing & Aromatherapy Spa, Holistic Spa, juga Beauty & Slimming. Selain itu Wulan juga sudah mengantongi sertifikat uji Kompetensi Spa LSP Pariwisata dari Disnakertrans DIY dan Kompetensi Asesor dari Beauty Global Institute.

Untungnya, kepadatan aktivitasnya didukung penuh sang suami, Pramusinto, yang berprofesi sebagai kontraktor. Di tengah jam-jam sibuk, Wulan pun masih melakukan tugasnya sebagai ibu dari kedua buah hatinya, Farah Nadhifa Azarine (14) dan Rafi Naufal Arfiansyah (12). "Menjadi dosen kan sudah pasti jam-jamnya. Aktivitas yang lain juga lebih banyak di spa. Dan Saya selalu berkomunikasi dengan anak-anak," ujar Wulan yang pernah setahun bekerja di departemen akunting Hotel Santika Jogja.

Bangun Citra Positif

Prestasi Wulan semakin memuncak dengan terpilihnya ia sebagai Ketua Asosiasi Spa Terapis Indonesia (ASTI) DPD DIY periode 2011-2015. Pengukuhan organisasi ini telah dilakukan 16 Februari lalu oleh Kepala Dinas Pariwisata DIY Tazbir. Dalam kesempatan itu juga diselenggarakan seminar dengan pembicara Tazbir dan Ketua III ASTI Pusat Muhammad Asyhadi. Sekretariat ASTI DPD DIY berada di Jl Raya Candi Gebang, Krajen, Wedomartani, Sleman, Yogyakarta.

Dalam acara yang diikuti banyak pelaku bisnis spa, kosmetika, akademisi, dan terapis spa ini, sekaligus diadakan rekrutmen anggota. "Hingga hari ini sekitar 70 terapis spa sudah bergabung," kata perempuan yang juga aktif sebagai Sekretaris Perhimpunan dan Asosiasi Kosmetik Indonesia (PPAKI) DIY. "Saat ini kami melakukan identifikasi tentang usaha Spa di seluruh Jogja. Mau dibuat data base. Selain itu juga mencatat para terapis spa," ujarnya tentang program kerja ASTI.

Organisasi ini juga berfungsi sebagai media fasilitator terhadap program pemerintah dalam hal sertifikasi kompetensi kerja sektor pariwisata bidang spa. Ini bertujuan untuk mendorong percepatan peningkatan kualitas pelayanan kepariwisataan sesuai standar. Program lainnya yang tak kalah penting, melakukan publikasi secara kontinyu sehingga terbangun citra positif usaha spa di tengah masyarakat. Demi mewujudkan pencitraan tersebut, ASI melakukan kerjasama dengan instansi terkait untuk menyosialisasikan sertifikat usaha.

Kunci sukses Wulan di dalam menjalani semua rutinitasnya adalah dengan berdisiplin dalam membagi waktu, baik untuk diri sendiri dan orang lain. Selain itu ia tak henti menggali potensi diri, mengingat kesempatan baik selalu ada di sekelilingnya. "Jika ingin sukses dibutuhkan juga knowledge, skill, dan attitude. Be beautiful mind itu berproses. Sangat penting untuk bisa melihat situasi apapun dari sisi positif," pungkasnya.

Kartika Santi