Dukung Persamaan Hak dan Kesempatan bagi Anak Berkebutuhan Khusus

By nova.id, Rabu, 10 Desember 2014 | 07:46 WIB
Dukung Persamaan Hak dan Kesempatan bagi Anak Berkebutuhan Khusus (nova.id)

TabloidNova.com - Sebagai bentuk dukungan terhadap Hari Penyandang Cacat Internasional pada 3 Desember lalu, organisasi non-profit dunia Save the Children mengajak masyarakat Indonesia untuk ikut berperan aktif mewujudkan persamaan hak dan kesempatan bagi anak berkebutuhan khusus (disabilitas).

Salah satunya melalui program Rehabilitasi Berbasis Masyarakat  (RBM), serta pelayanan di Sekolah Inklusi dan Sekolah Luar Biasa (LSB). Sebelumnya, Save The Children telah menjalankan program Family-based Care for Indonesian Children with Disabilities (Kepedulian Anak Berkebutuhan Khusus Berbasis Keluarga) hingga akhir Oktober lalu di enam kabupaten/kota di wilayah Bandung, Jawa Barat.

"Tujuan dari program ini, di tahun 2015 semua anak berkebutuhan khusus dan keluarganya di Indonesia, khususnya di wilayah target area project, mendapatkan haknya melalui akses rehabilitasi berbasis masyarakat, dukungan masyarakat, dan pendidikan yang berkualitas," tutur  ujar Wiwied Trisnadi, Project Manager Save the Children.

Wiwied menambahkan, melalui kegiatan berbasis masyarakat ini, orangtua yang memiliki anak dengan disabilitas (berkebutuhan khusus) dapat lebih percaya diri dan diterima oleh lingkungannya.

Menurut data tahun 2011, jumlah anak dengan disabilitas di Indonesia ada sekitar 18.000 orang. Di tahun yang sama, Pemerintah Indonesia telah mengesahkan UN Convention on the Rights of Persons with Disabilities (UNCRPD) atau Konvensi Mengenai Hak-hak Penyandang Disabilitas dan Undang-undang No.19 Tahun 2011, sebagai upaya untuk menjamin persamaan hak untuk anak berkebutuhan khusus.

Namun pada kenyataannya, sampai saat ini masih banyak masyarakat yang memiliki stigma tertentu terhadap anak berkebutuhan khusus. Akibatnya, diskriminasi terhadap anak berkebutuhan khusus tetap terjadi di tengah masyarakat. Sehingga orangtuanya enggan atau malu membawa anak mereka ke pusat layanan kesehatan, rehabilitasi, maupun sekolah. Tentu saja, kata Wiwied, hal ini menyebabkan fenomena anak berkebutuhan khusus jadi kian "terkunci" di dalam keluarga.

Melihat kondisi ini, maka Save the Children yang telah mendapat dukungan dari IKEA Foundation, berinisiatif memfasilitasi program untuk anak berkebutuhan khusus berbasis keluarga, melalui kegiatan RBM atau Community-based Rehabilitation (CBR).

Hingga saat ini, telah didirikan sebanyak 184 RBM dengan 312 kader (voluntir) untuk memfasilitasi 2.853 anak dengan disabilitas. Tak hanya itu, Save the Children juga bekerjasama dengan Dinas Pendidikan tingkat provinsi dan daerah setempat dalam memberikan pelayanan di 31 Sekolah Inklusif dan 14 SLB. Sejauh ini, kata Wiwied, jumlah anak dengan disabilitas yang telah bersekolah telah mencapai 436 anak.

Intan Y. Septiani

FOTO: DOK. SAVE THE CHILDREN