TabloidNova.com - Benturan kepala bisa terjadi pada siapa saja dan oleh penyebab apa saja, entah itu kecelakaan lalu lintas (KLL), terjatuh, tertimpa sebuah benda, atas alasan lainnya.Kecelakaan kecil ini sering kali dianggap sepele, padahal bisa menyebabkan risiko yang beruntun.
"Pada anak yang sedang belajar berjalan, risiko mengalami benturan di kepala pun ada, misalnya saat mereka jatuh atau terantuk ke sebuah benda keras," kata dr. T. Juwono, ahli saraf dari RS Premier Bintaro Jakarta.
Pada dasarnya, mekanisme benturan kepala pada anak kecil sama seperti pada orang dewasa. "Namun struktur otak anak kecil masih banyak air, jadi ada keuntungan dan kerugiannya," terang Juwono.
Kerugiannya adalah terlalu banyak cairan membuatnya lebih gampang terjadi pembengkakan otak. Sedangkan keuntungannya, ia menambahkan, ukuran tengkorak anak cenderung kecil dan masih bisa membesar. "Saat terjadi perdarahan, masih ada kesempatan kepalanya membesar hingga jiwanya pun bisa tertolong."
Selain itu, perkembangan otak anak masih bisa berkembang sampai usia 6 tahun. "Jika usia 1 - 2 tahun mengalami cedera kepala, kesempatan untuk tumbuh terhambat karena ada cacat di otak. Tapi di satu sisi, pemulihannya akan lebih bagus dan cepat. Contoh, pada kecelakaan pesawat, biasanya bayi justru tertolong jiwanya."
Sementara pada orang dewasa, tulang tengkorak sudah tertutup. Alhasil saat ada pembengkakan hebat di jaringan otak, tekanan darah meninggi dan kepala tidak bisa lagi mengembang. "Kalau tekanannya tinggi sampai terkena batang otak, napasnya bisa langsung berhenti."
Noverita K. Waldan