Coklat Si Makanan Otak

By nova.id, Rabu, 14 Agustus 2013 | 05:57 WIB
Coklat Si Makanan Otak (nova.id)

Coklat Si Makanan Otak (nova.id)

"Foto: Tabloidnova.com "

Seorang peneliti Harvard menemukan bahwa minum dua cangkir cokelat panas setiap hari dapat membantu orang tua menjaga otak mereka tetap sehat dan memiliki kemampuan berpikir yang kuat.

"Kami belajar lebih banyak tentang aliran darah di otak dan pengaruhnya terhadap kemampuan berpikir," kata Farzaneh A Sorond dari Harvard Medical School dan neurolog di Boston.

"Berada di daerah yang berbeda, otak membutuhkan lebih banyak energi untuk menyelesaikan tugasnya, dan otak juga membutuhkan aliran darah yang lebih besar. Hubungan ini disebut neurovascular coupling, yang memainkan peran penting dalam penyakit seperti Alzheimer. "

Dalam penelitian ini, Sorond menganalisis sekitar 60 orang yang rata-rata berusia 73 tahun dan tidak memiliki demensia.

Selama periode 30 hari, Sorond meminta para relawan minum dua cangkir cokelat panas setiap hari. Sementara itu, mereka juga pantang mengkonsumsi segala bentuk cokelat selama waktu itu.

Para peserta studi tidak minum jenis kakao yang sama. Sebagian dari mereka mengkonsumsi cokelat panas yang ditingkatkan dengan sejumlah tambahan dari flavanol antioksidan (biasanya ditemukan di kakao serta teh dan beberapa buah-buahan dan sayuran). Sebagian lagi mengkonsumsi kakao dengan jumlah yang jauh lebih kecil dari antioksidan ditambahkan.

Setelah melakukan tes memori dan USG untuk mengukur jumlah aliran darah ke otak dan memori, Sorond menemukan ada perbedaan hasil dari jumlah peningkatan flavanol di antara kedua kelompok itu.

Sekitar 18 peserta yang menunjukkan tanda-tanda gangguan aliran darah ke otak pada awal penelitian, setelah 30 hari menunjukkan peningkatan 8,3 persen aliran darah ke area kerja otak mereka. Kinerja memori mereka juga meningkat dari 167 detik menjadi 116 detik.

Sekitar 24 peserta melakukan scan MRI otak untuk melihat apakah ada daerah kecil kerusakan otak. Hasilnya mengungkapkan, mereka yang aliran darahnya berkurang memungkinkan memiliki daerah-daerah kecil kerusakan otak.

"Pekerjaan selanjutnya ialah untuk membuktikan hubungan antara kakao, masalah aliran darah, dan penurunan kognitif," kata Paul B Rosenberg dari Johns Hopkins School of Medicine di Baltimore yang menulis editorial penelitian ini. "Tapi, ini adalah langkah penting pertama yang dapat memandu penelitian masa depan."

Ester