Erni Kartasasmita: Semua Perempuan Cantik & Wangi (1)

By nova.id, Sabtu, 25 Desember 2010 | 17:02 WIB
Erni Kartasasmita Semua Perempuan Cantik Wangi 1 (nova.id)

Erni Kartasasmita Semua Perempuan Cantik Wangi 1 (nova.id)
Erni Kartasasmita Semua Perempuan Cantik Wangi 1 (nova.id)

""Dulu, saya bercita-cita seperti MacGyver." "

Apa, sih, latar belakang pendidikan Anda?

Wah, latar belakang pendidikan saya sebenarnya jauh sekali dari urusan marketing. Saya alumni Chemical Engineering, di sebuah universitas di Arizona, AS. Alasan saya masuk ke sana sederhana saja, saya ingin jadi MacGyver (tokoh film yang pintar mengutak-atik alat). Ternyata yang saya pelajari, mulai bikin pipa sampai pabrik. Beda banget dengan bayangan awal saya. Meski begitu, saya tetap menyelesaikan kuliah jenjang S1 saya. Lulus tahun 1996, saya kembai ke Jakarta.

Di mana pertama kali bekerja?

Waktu itu saya masih idealis. Ingin bekerja di tempat yang sesuai dengan latar belakang pendidikan. Saya ingin kerja di pabrik. Saya pun bergabung dengan Salim Group, bersamaan akan ekspansi pabrik di kawasan Merak. Mereka butuh tim untuk proyek khusus. Saya pun masuk jadi tim project engineer. Selama 1,5 tahun saya bergabung di sana, sampai proyeknya selesai. Sebenarnya ada proyek baru, tapi saya memilih mengundurkan diri.

Kenapa?

Saya melihat, kerja pabrik di sini beda banget dengan di AS. Bayangkan saja, saya ke lapangan saja di-"suit-suit" oleh karyawan lain. Selain itu, lingkungan kerja pabrik hanya itu-itu saja, tidak berinteraksi dengan dunia luar. Saya merasa, untuk karier kayaknya kurang terbuka dan pergaulannya juga terbatas.

Selanjutnya, saya bergabung dengan PT Unilever di bidang product development. Pertama kali masuk tahun 1998, juga bukan di bidang marketing, tapi justru masuk pengembangan produk. Setelah ikut job training, saya bertugas membuat formula bodycare, hand body lotion. Tugas saya lumayan menantang, sih.

Saya betul-betul membuat produk. Meski masih karyawan baru, saya sudah diberi kesempatan berkembang. "Oke, kita mau launching produk, coba kamu buat formulanya," begitu kata bos saya. Waktu itu, perusahaan memang mau mengeluarkan produk untuk kulit berminyak."

Karier berjalan lancar, ya?

Ketika pertama kali masuk, jabatan saya asisten development manager. Setelah sekitar 2,5 tahun, saya lalu dapat promosi jadi manajer. Setelah sekitar 6 tahun bekerja, saya sebenarnya terpilih untuk bertugas di Bangkok. Namun, di sisi lain, passion saya sudah berganti. Saya justru ingin ke marketing. Kayaknya, sih, bidang ini lebih dinamis. Di Unilever, saya, kan, sudah sering berhubungan dengan bagian marketing. Jadi, saya sudah memahami bidang kerjanya. Lewat sebuah proses, perusahaan mengizinkan saya pindah ke divisi marketing.

Di tim marketing, saya sempat memegang produk Vaseline, Citra, dan sejak akhir tahun 2008, saya dipercaya memegang Lux karena dianggap sukses memegang produk-produk sebelumnya.

Henry Ismono / bersambung