Sejauh ini, banyak orang yang mengalami hal itu dipaksa untuk "beralih" tangan. Ini karena banyak anggapan yang mengatakan, menggunakan tangan kiri tidak sopan, Si Anak dianggap cacat atau bahkan aneh.
Bias Bahasa
Stigma-stigma di atas paling terasa di Uni Soviet, di mana negara itu sangat mengagungkan tren pedagogis yang menekankan pada kualitas, seperti kesesuaian, disiplin, dan tulisan tangan yang seragam.
"Itu hanya masalah kurangnya pengetahuan," kata Gennady Chichkanov, seorang psikolog klinis yang berbasis di Moskow.
Selain tren pedagogis, preferensi budaya dan agama pun ikut-ikutan dimasukkan dalam hal ini.
Selain itu, dalam banyak bahasa, kata "right" (kanan/benar) tidak hanya menunjukkan kata arah, tapi juga soal "kebenaran" dan "kejujuran". Sebaliknya, kata "left" (kiri) dalam bahasa seperti Rusia sering digunakan untuk konotasi "kepalsuan" atau "kualitas buruk".
Ekstensi inilah yang kemudian secara tradisional menjadikan lengan kanan digunakan untuk mengucapkan sumpah atau janji, hormat militer, dan membuat tanda salib.
Malahan dalam Islam, etika standar seseorang memasuki rumah atau masjid haruslah dengan menggunakan kaki kanan, sedangkan kaki kiri saat memasuki WC.
Tradisi-tradisi inilah yang membuat orang-orang kidal dipaksa untuk beralih ke kanan.
Secara sains, otak dibagi menjadi dua bagian di mana masing-masing bagian memiliki fungsi yang berbeda dan masing-masing dari bagian itu juga mengarahkan fungsi motorik dari sisi berlawanan tubuh.
Maksudnya, otak kiri yang bertugas mengontrol sisi kanan tubuh memiliki tanggung jawab untuk bahasa, matematika, dan pemikiran rasional. Sedangkan otak bagian kanan yang mengontrol sisi kiri tubuh lebih sering dikaitkan dengan kreatif dan impuls emosional.