Diterbitkan oleh Computers in Human Behavior, jurnal itu mengindikasikan bahwa sekelompok mahasiswa yang lebih sering meng-update status di Twitter ternyata memiliki tingkat kenarsisan yang lebih tinggi dibanding teman-temannya yang lebih jarang nge-twit. Sementara itu, mereka yang usianya lebih dewasa lebih suka melakukan update di jejaring sosial Facebook. Biasanya, mereka mem-posting konten yang tampak merendah tapi sebetulnya hendak menyombongkan diri (humble brag).
Apa yang menyebabkan perbedaan ini?
"Orang dewasa biasanya sudah membentuk kehidupan sosial mereka dan menggunakan media sosial untuk mendapatkan persetujuan dari orang-orang yang sudah masuk ke dalam lnigkaran sosialnya," ujar Eliot Panek, salah satu peneliti jurnal itu kepada Time.com.
"Sementara, anak-anak kuliahan sedang melebarkan kehidupan sosial mereka dan lebih senang memberikan komentar dan pandangan terhadap berbagai topik yang sedang tren."
Narsisme atau narcisisstic personality disorder biasanya didefinisikan sebagai kelainan yang diidap seseorang karena memiliki rasa berlebihan terhadap dirinya sendiri. Kelainan ini juga memiliki beberapa sifat spesifik, antara lain eksebisionis, merasa superior, sombong, dan suka memanfaatkan orang lain.
Lantas, apa salahnya bila kita sedikit narsis? Jawab Panek, "Banyak." Karakteristik penderita narsisme ternyata dapat dihubungkan dengan kemampuan seseorang menciptakan hubungan jangka panjang. Terlebih lagi, orang narsis biasanya cenderung lebih agresif bila menghadapi kritikan. Mereka juga suka mempromosikan diri sendiri, tak peduli jika tindakannya mengorbankan orang lain. Dalam jangka panjang, perilaku narsis diketahui berkorelasi dengan harga diri rendah (low self esteem) dan memiliki kekhawatiran tinggi (high anxiety).
Ajeng