Neuropati dan Puasa

By nova.id, Rabu, 17 Juli 2013 | 08:33 WIB
Neuropati dan Puasa (nova.id)

Neuropati dan Puasa (nova.id)

"Ilustrasi "

Nah, puasa ternyata merupakan periode penting bagi penderita neuropati, karena puasa terbukti bermanfaat untuk menurunkan risiko kerusakan saraf. "Sayangnya, seringkali momen puasa tidak dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk menjaga kesehatan saraf," kata Dr. Manfaluthy Hakim, Sp.S (K), Ketua Kelompok Studi Neurofisiologi dan Saraf Tepi - Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (PERDOSSI), saat Media Workshop, Selasa (16/7) lalu di Jakarta.

Ketika kita berpuasa, tubuh mendapat kesempatan untuk melakukan detoksifikasi dari pola hidup sehari-hari yang mungkin tidak sehat. Detoksifikasi akan menyebabkan penurunan radikal bebas. Radikal bebas adalah molekul yang tidak memiliki pasangan, yang kemudian mengambil elektron dari sel sehat sehingga sel tersebut menjadi rusak.

Dengan menurunnya radikal bebas yang menyebabkan kerusakan sel, risiko kerusakan saraf juga akan ikut menurun. "Kerusakan saraf membutuhkan perbaikan bertahun-tahun. Dalam kondisi sehat saja, regenerasi sel per hari hanya satu milimeter. Jadi, manfaatkan momen puasa ini sebaik-baiknya," lanjut Luthy.

Neuropati dapat diderita oleh siapapun. Risiko ini semakin besar pada mereka yang berusia di atas 40 tahun, menderita diabetes atau berisiko menderita diabetes, ada riwayat terjadi neuropati di keluarga, menderita penyakit pembuluh darah (misalnya penyakit jantung dan hipertensi), merokok, mengonsumsi alkohol, serta mengonsumsi obat-obatan yang menyebabkan neuropati.

Hasto