Menerima Perubahan Dalam Kehidupan Seks

By nova.id, Kamis, 2 Mei 2013 | 06:50 WIB
Menerima Perubahan Dalam Kehidupan Seks (nova.id)

Menerima Perubahan Dalam Kehidupan Seks (nova.id)

"Ilustrasi "

Kepercayaan Diri Akan Penampilan Datang Dari Dalam

"Saat berusia dua puluhan,  tubuh masih terasa sintal, hubungan berdasar seks  dirancang untuk meningkatkan percaya diri akan tubuhku.  Dalam benakku, semakin pasangan menginginkanku semakin indah perut  atau ukuran dadaku. Kemudian, pada saat aku menginjak usia 33, aku mulai mengolok-olok tubuhku sendiri untuk bersenang-senang.  Setelah setahun kemudian, aku baru menyadari jika pasanganku mencintaiku tanpa syarat. Kehidupan seks kami menakjubkan karena hal itu bermakna, dan aku mencintai tubuhku sendiri. Dan aku menyadari,  mencintai tubuhmu akan  membuatmu menarik bahkan sejak pandangan pertama"- Lisa, 36

Libido Bukanlah Refleksi  Daya Tarik Seks

"Di beberapa tahun setelah pernikahan kami, dorongan seks suami  sepertinya menurun. Aku menginginkan seks lebih ketimbang dirinya, dan pada akhirnya kukaitkan dengan diriku. Apakah aku sudah tidak  aku menarik lagi? Hingga  akupun memutuskan  berhenti memulai, karena seks hanya karena belas kasihan adalah hal terakhir yang pernah kuinginkan.  Tapi akhirnya aku belajar jika menyembunyikan keinginan  berhubungan seks demi diriku sendiri hanya membuatku semakin marah kepada suami.  Selain itu, aku juga belajar untuk memendam jauh berteori tentang 'mengapa si Dia  mengatakan tidak' (yang kerapkali menurutku karena aku kelebihan  lemak atau baginya aku hanya seorang pengganggu). Hal itu hanya membuatku merasa buruk tentang diri sendiri.

Kini, aku dapat menerima jika keputusan untuk berhubungan seks maupun mendiskusikan akan melakukan seks  lebih berharga dari seks yang panas. Si Dia tak bisa membaca pikiran, apalagi jika dia terlalu lapar, lelah atau tidak mood. Dan, aku tidak boleh terlalu  mengambil hati hal tersebut. "- Mer, 30.

Jujur Pada Diri Sendiri Tidak Membosankan

"Aku suka seks dan  tak pernah keberatan  mencoba posisi baru, tetapi aku tak punya visi apakah aku harus berpakaian seperti  pelaut di kamar tidur atau menerima seks spontan di  tempat umum. Aku mencoba meyakinkan diriku jika tak ada pria yang ingin mendengarnya!  Hingga pada suatu ketika aku mengakui pada pasangan jika aku tak memiliki fantasi seksual  liar atau gila. Dan kau tahu,  sejak kumampu  menjadi diriku sendiri seks kami menjadi  lebih baik dari sebelumnya ". - Marissa, 28.

Kenyamanan Membuka Pintu Petualangan

"Aku memiliki cukup pengalaman seksual sebelum bertemu pasangan sehingga dapat   apa yang kusukai dan  yang tidak. Dan, aku langsung tahu jika kami memiliki chemistry yang baik. Namun karena kita telah terlalu lama berkutat  sebelum menikah, aku mulai meratapi hilangnya 'pengalaman baru' kami.  

Setelah beberapa pemikiran mendalam, aku menyadari jika banyak permainan seks kami tidak lagi istimewa, dan setiap ciuman  maupun hubungan seks pertama layaknya berjudi. Sebaliknya, suami  tahu apa yang kusukai dan aku tahu apa yang dia suka. Memang, keakraban dapat menyebabkan kebosanan namun  juga dapat memicu eksperimen. Lalu, kami menggunakan kenyamanan  ini sebagai sumber potensi, dan bukan melihatnya sebagai kewajiban. Semenjak itu kami merasakan perubahan. Sekarang yang dibutuhkan adalah sesuatu yang kecil, seperti, kamar hotel dengan kamar shower  yang luas atau  membuat segala sesuatu  baru kembali! "- Beth, 30.

Seks Adalah Pelepasan Yang Layak

"Berlatih agar selalu penuh kesadaran (di bidang lain)  juga terjadi dalam  kehidupan seksku, dan  harus kukatakan, perbaikan itu layak terjadi. Cukup dengan berfokus pada sensasi fisik momen-demi-momen dan emosi saat bercinta  membuat koneksi dengan suami menjadi lebih kuat.  Seks kini menjadi pengalaman yang lebih baik  dan perlu kutandai dalam "to-do list" ku. Juga menjadi sesuatu yang menyenangkan dan layak untuk dinikmati dari awal sampai akhir. Tapi pertama , aku benar-benar harus belajar untuk merelakan. Lalu, aku juga  meyakinkan diriku jika aku berhutang  perhatian penuh pada  suami juga diriku sendiri ketika kami di kamar tidur. "- Jessica, 35.

Laili/ dari berbagai sumber