Memisahkan Keuangan
Setelah menikah, tak ada lagi "uangmu" maupun "uangku". Namun yang ada adalah "uang kita". Memisahkan pembayaran tagihan keuangan secara individual melalui rekening masing-masing, akan membuat Anda dan si Dia tak ubahnya rekan sekamar saja dan bukan pasangan yang berkomitmen dalam pernikahan. Selain itu, ini dapat berpotensi kekecewaan dalam pernikahan ketika salah satu pasangan lebih menghasilkan uang bagi keluarga sementara yang lain lebih banyak pengeluaran untuk diri sendiri. "Pada beberapa kasus, keuangan yang terpisah masih dapat dilakukan saat awal pernikahan. Setelah anak-anak ada, akan semakin sulit memisahkan pengeluaran dan menjaga keseimbangan keuangan. Sedangkan, mempelajari cara mengatur keuangan bersama sebagai pasangan sejak awal menikah dapat menghindarkan masalah besar kemudian," tandas Allvine.
Lepas Tangan Akan Hutang Pasangan
Menurut survei keuangan SmartMoney, hutang adalah hal yang kerap menjadi sumber argumen antar pasangan. Kecuali Anda sudah melindungi aset dari kreditor pasangan jika terjadi perceraian (misal dengan perjanjian pra-nikah), mungkin tak ada masalah dengan mengabaikan hutang pasangan. Namun jika tidak, akan lebih baik Anda menemukan cara untuk menyelesaikan hutang bersama-sama.
Merahasiakan Masalah Keuangan
Keintiman secara fisik dalam pernikahan memang hal yang baik, namun keintiman dalam keuangan dilain pihak, kerap kali menjadi hal yang tidak baik dirasakan pasangan. Ini kerap kali membuat pasangan akhirnya memutuskan sembunyi-bunyi menjalankan keputusan keuangannya sendiri.
Menyisihkan uang tanpa sepengetahuan pasangan dapat menyebabkan perasaan kecewa dan tak bisa percaya. Akan lebih baik Anda membayar tagihan rumah tangga melalui rekening bersama dan membicarakan soal menyisihkan uang dalam rekening pribadi bersama pasangan sebagai kesepakatan. Namun lebih baik menggunakan rekening bersama dan masing-masing pasangan memiliki kemudahan akses keuangan sehingga dapat menghilangkan kerahasiaan dalam urusan keuangan.
Tak Memenuhi Tanggungjawab Keuangan
Pada kebanyakan hubungan pernikahan, hanya salah satu pasangan yang mengendalikan keuangan. Menurut Erin Burt, editor kontributorKiplinger.com, sebaiknya pasangan berbagi tanggungjawab keuangan bersama-sama. Upayakan setiap bulan bicarakan urusan keuangan bersama pasangan sembari membicarakan tanggung jawab keuangan bersama-sama.
Meributkan Masalah Pengeluaran
Menikah adalah soal menggabungkan dua kepala dan dua individu, termasuk pula dua pribadi keuangan. Tak heran jika pasangan menikah juga kerap berkonflik soal kepribadian keuangan yang bertolak belakang. Misal, sang suami adalah orang yang sangat hemat sementara sang istri adalah tukang belanja. Nancy Anderson dariForbes.commenyarankan pasangan untuk mencoba saling menyesuaikan. "Adaptasi gaya keuangan perlu dilakukan dan masing-masing pasangan perlu mencari gaya yang sesuai bagi mereka berdua," ujar Anderson.
Laili/ dari berbagai sumber