"Dingin sendiri bukan penyebab batuk atau radang tenggorokan. Kalau tidak ada alergi dingin, tidak masalah anak minum air dingin," ujar dr. Herbowo Soetomenggolo, Sp. A., dokter spesialis anak dari Rumah Sakit Hermina Jatinegara.
Dokter Herbowo menambahkan, justru jika sedarng sakit tenggorokan hebat disarankan minum dingin untuk mengecilkan pembengkakan.
Dingin dan Amandel
Pada beberapa anak yang kerap sakit amandel atau sakit tenggorokan, minuman dingin kerap dituding sebagai pemicu radang amandel kambuh. Ujung-ujungnya, anak dituding punya 'amandel sensitif' dan harus menghindari minuman dingin. "Sebenarnya dingin bukan hal yang jahat. Kalau amandel sangat besar justru minum dingin untuk menguranginya, begitupula dengan sariawan yang parah," ujar dokter Herbowo.
Namun tak semua dingin yang dikatakan sebagai penyembuh. Dingin yang dimaksud di sini, adalah dingin tanpa rasa manis.
Tentunya selain mengupayakan kondisi membaik, juga perlu meningkatkan ketahanan tubuh dengan makanan yang kaya gizi.
Tak Harus Diangkat
Ketika anak mengalami pembengkakan amandel yang mengganggu, tidak serta merta harus diangkat untuk menanggulanginya. "Ada indikasi tertentu untuk mengangkat amandel," tegas Herbowo.
Biasanya dokter akan mempertimbangkan, usia anak sudah di atas 7 tahun. Ini dimaksudkan, karena amandel masih diperlukan sebagai salah satu mekanisme pertahanan tubuh. "Kalau sudah di atas 7 tahun, limpa sudah dapat bekerja maksimal untuk menghalau kuman," ujar Herbowo lagi.
Selain faktor usia, hal lain yang dijadikan pertimbangan apakah pembengkakan amandel menyebabkan anak mengorok (berisiko pula terjadi henti nafas saat tidur) serta kerap kambuh hingga terjadi dua kali dalam sebulan.
"Lagipula, pasca operasi dan saat operasi pengangkatan juga memiliki risiko tersendiri. Jadi kalau belum perlu, kenapa harus dilakukan?" pungkas Herbowo.
Laili