Nah, agar tak telat berangkat kerja sementara hasrat berintim-intim pun bisa terpuaskan, tak sedikit pasangan yang memilih jalan tengah. Artinya, di waktu malam saat lelah, mereka hanya saling berpelukan dan membelai saja. Akan tetapi begitu tubuh kembali fit esok harinya, mereka bisa menuntaskan keinginan yang tertunda untuk berintim-intim tadi. Menurut Sukiat, cara semacam ini sah-sah saja ditempuh, bahkan dianjurkan. Toh, di saat kondisi tubuh capek, mereka hanya butuh rangsangan-rangsangan psikologis berupa belaian, pelukan atau sebatas ngobrol hangat seputar hal-hal romantis sebagai bekal perangsangan untuk esok hari.
Menurut Sukiat, tak sedikit kliennya yang wanita ternyata cenderung lebih menyukai aktivitas berintim-intim dilakukan di waktu pagi karena beban pikiran akibat kesibukannya seharian sudah jauh berkurang. Selain itu, "secara fisiologis, darah di sekitar penis akan membanjir saat pagi, hingga penis akan tegang karena kencang dan penuh. Tentunya kondisi ini lebih menguntungkan bagi kedua belah pihak," terangnya.
LAKUKAN KESENANGAN PASANGAN
Yang penting, tandas Sukiat, kapan pun waktu yang dipilih, aktivitas berintim-intim seyogyanya ditujukan semata-mata untuk saling berbagi dan memuaskan pasangan. Bagi pasangan yang mengutamakan kebersihan, misal, menjelang tidur, toh, bisa mandi dan gosok gigi. Kalaupun suka, boleh saja berdandan dan memakai wewangian lebih dulu. Dengan begitu, ketika hasrat berintim-intim muncul di waktu malam, tak lagi merasa risih dengan segala macam bau-bauan yang mengganggu. Kendati tak sedikit pula suami-istri yang malah menyenangi bau khas/asli pasangannya.
Melakukan hal-hal yang disenangi pasangan adalah hal yang perlu dilakukan untuk mencapai kepuasan berdua. Sebaliknya, melakukan hal-hal yang merugikan akan membuat hubungan seks jadi hambar. Itu sebab, anjur Sukiat, hindari pula mengucapkan kata-kata yang sekiranya bakal menyinggung perasaan pasangan. Kalaupun pasangan belum mandi, hingga badannya masih lengket dan bau keringat, misal, tak perlu menolaknya dengan kasar ketika ia menunjukkan hasratnya berintim-intim. Toh, bisa dipilih kata-kata yang lebih menyenangkan dan pantas atau enak didengar, semisal, "Gimana kalau Papa mandi dulu biar segar? Kalau perlu Mama siapin air hangat, deh."
Jadi, berintim-intim sebetulnya bisa dilakukan kapan saja karena soal waktu hanya merupakan faktor pendukung. Yang terpenting justru suasana, kata-kata/komunikasi dan tindakan yang membuat pasangan merasa nyaman. Niscaya kehidupan rumah tangga akan bertambah hangat.
Yanti/nakita