Tema lukisan Suroso adalah Indonesian Artist's Studio menampilkan ide orisinil dengan menyoroti isu plagiarisme yang menjangkiti idealisme pelukis-pelukis Indonesia.
Karya surealis Suroso kontan menarik perhatian 3 orang Dewan Juri kejuaraan melukis nasional yang diselenggarakan Bank UOB tersebut, yakni Agus Dermawan T. (Penulis puluhan buku tentang Seni, Sosial dan Budaya ), Watie Moerany (direktur Seni Rupa Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif) dan Amir Sidharta (kurator museum).
Atas kemenangannya, Suroso berhak membawa pulang uang tunai sejumlah Rp 250 juta dari Bank UOB.
Ini merupakan prestasi gemilang karena dalam ajang ketiga lomba lukisan Bank UOB ini, Suroso sudah berhasil menyisihkan 1.623 karya lukis lainnya. Dimana 862 adalah karya pelukis profesional (termasuk Suroso) dan 762 sisanya adalah karya pelukis pendatang baru (berdasarkan kategori jam terbang).
"Kami bangga, di tahun ketiga ajang ini, lebih banyak peminat dan peserta dari tahun-tahun sebelumnya," ungkap Armand B. Arief, Presiden Direktur PT Bank UOB Indonesia.
Menariknya, ajang ini ternyata dihelat serempak di tiga negara lain juga seperti Singapura, Malaysia dan Thailand mulai 18 September 2013 lalu. Ini untuk menjaring bakat-bakat potensial yang nantinya akan bersaing lagi di ajang internasional. Dimana Suroso, nanti akan beradu lagi memperebutkan gelar penghargaan Southeast Asian Painting of The Year serta berpeluang memenangkan program residensi pada Fukuoka Asian Art Museum di Jepang.
Diungkapkan Armand, kompetisi yang merupakan bagian dari CSR Bank UOB ini memang bertujuan menggali bakat-bakat yang ada di Indonesia. "Kami memang fokus pada pendidikan, anak-anak dan seni. Dimana segala sesuatu itu yang paling utama adalah sumber daya manusia. Dan seni adalah salah satu yang diandalkan di negara ini," ujarnya.
Ke depan, Bank UOB bertekad akan terus menggelar acara serupa sebagaimana tahun-tahun sebelumnya sebagai wujud partisipasi ikut memajukan bangsa Indonesia melalui penggalian bakat seni di Indonesia.Laili