Kisah Haru Seorang Polisi yang Tinggal di Kandang Sapi Bersama Keluarganya

By nova.id, Kamis, 15 Januari 2015 | 05:23 WIB
Kisah Haru Seorang Polisi yang Tinggal di Kandang Sapi Bersama Keluarganya (nova.id)

Tabloidnova.com - Cita-cita Muhammad Taufik Hidayat pun akhirnya terkabul. Taufik lolos dalam seleksi Polri dan kini ia menyandang nama dengan pangkat Bripda M. Taufik Hidayat.

Namun, siapa sangka kehidupan Taufik bersama ayahnya dan ketiga adiknya sangat memprihatinkan?Hingga kini ia diketahui masih tinggal di bekas kandang sapi yang dijadikannya tempat tinggal. Rumah anak dari pasangan Triyanto dan Martinem ini benar-benar sangat jauh dari layak huni.

Bangunan semi permanen yang terletak di kawasan Jongke Tengah, Sendangadi, Mlati, Sleman (Jateng) ini dulunya difungsikan sebagai kandang sapi. Bahkan tak jauh dari bangunan itu masih terdapat sebuah kandang dengan sapi-sapinya. Bau kotoran sapi pun sudah menjadi keseharian Taufik.

Dinding batako tak menutup semua bangunan tempat tinggalnya, bahkan ada rongga besar yang menganga dan hanya ditutup kain. Begitu pula pintu rumahnya yang terbuat dari kain seadanya.

Namun Taufik memiliki tekad yang baja untuk menjadi seorang anggota polisi kendati ia harus berupaya keras. Sejak lulus dari SMKN 1 Sayegan tahun 2013, Taufik pernah bekerja menjadi staf perpustakaan di SMK itu.

Kemudian di tahun 2014 ia membulatkan tekad untuk bergabung dalam penerimaan Brigadir Polri dari Polda DIY. Ia mengaku termotivasi menjadi polisi lantaran selama sekolah ia aktif di bidang kepramukaan.

"Bapak tidak tahu saya mendaftar ke kepolisian. Saat sidang kelulusan, barulah saya ajak Bapak," ujarnya saat ditemui di rumahnya yang bekas kandang sapi itu.

Semula, ayah Taufik sempat meragukan apakah benar anak sulungnya itu benar-benar bisa diterima di kepolisian. Sang ayah pun sempat menanyakan, apakah nanti pihaknya harus membayar sejumlah uang untuk melancarkan Taufik masuk ke kepolisian.

"Saya bilang sama Bapak, kalau saya enggak lulus karena harus pakai uang, saya rela kerja di perpustakaan SMK lagi. Alhamdulillah saya lolos seleksi. Saya juga sempat enggak percaya, lalu saya meminta bapak untuk menampar pipi saya, apakah saya bermimpi atau tidak," kenangnya.

Di akhir tahun 2014 lalu, Taufik telah menuntaskan pendidikan di SPN (Sekolah Polisi Negara) Selopamioro. Dan saat ini, ia ditempatkan di satuan Sabhara Polda DIY. Taufik pun berencana akan memberikan gaji pertamanya kepada ayahnya.

Intan Y. Septiani/Tabloidnova.com

SUMBER: TRIBUNNEWS.COM