Tabloidnova.com - Keinginan Panglima TNI Jenderal Moeldoko untuk memberangkatkan keluarga korban Airasia QZ8501 tabur bunga di lokasi jatuhnya pesawat ditanggapi dingin. Keluarga enggan berangkat meski pesawat terbang maupun kapal laut yang disiapkan untuk menuju lokasi jatuhnya pesawat sudah disiapkan.
Sebagian keluarga menganggap bahwa tidak ada manfaatnya dirinya datang untuk bertabur bunga di lokasi kejadian tersebut. "Saya pikir tidak ada manfaatnya saya jauh-jauh ke sana hanya untuk tabur bunga," kata Dimas, suami dari Ratri, penumpang yang sampai saat ini jasadnya belum ditemukan.
Dari seluruh keluarga korban yang ditawari, hanya satu yang bersedia ikut. "Semula saya pikir banyak orang, ternyata tidak. Tahunya hanya saya saja yang mendaftar. Kalau memang cuma saya saja lebih baik tidak usah sekalian," kata Hendro Sucipto (56) yang kehilangan adiknya Rudi Sucipto bersama istri dan dua anaknya tersebut.
Kendati keluarga belum memanfaatkan fasilitas yang disediakan, tetapi Jenderal Moeldoko tidak mempermasalahkan. Namun dirinya tetap akan memberi fasilitas jika memang suatu saat para keluarga ingin berangkat ke sana. "Tidak harus hari ini kapan pun saya akan memberikan sarana kalau memang ingin kesana. Ini sesuai janji saya yang saya sampaikan kepada keluarga korban," kata panglima kelahiran Kediri (Jatim) di Base Ops Lanudal Juanda, Selasa (6/1) sebelum bertolakmenuju ke Pangkalan Bun.
Moeldoko sendiri berangkat ke Pangkalan Bun bersama beberapa atase dari negara sahabat. Selain tabur bunga, dirinya juga akan menemui komandan kapal negara-negara sahabat yang terlibat dalam aksi pencarian pesawat nahas tersebut. "Saya akan mengucapkan terima kasih sedalam-dalamnya karena negara-negara sahabat mulai dari Amerika, Jepang, Korsel, Singapura, juga Malaysia ikut andil dalam aksi pencarian jasad korban," kata Moeldoko.
Gandhi Wasono