Pembunuh Mayang Prasetyo Seorang Aktivis Anti Kekerasan

By nova.id, Selasa, 7 Oktober 2014 | 04:35 WIB
Pembunuh Mayang Prasetyo Seorang Aktivis Anti Kekerasan (nova.id)

TabloidNova.com - Hingga kini, ungkapan duka cita masih terus mengalir di sosial media untuk Mayang Prasetyo (27), warga negara Indonesia yang baru saja menjadi korban pembunuhan tragis di Brisbane, Australia.

Mayang dimutilasi dan sebagian tubuhnya dijerang di atas kompor, sementara bagian tubuhnya yang lain dibuang ke tempat sampah.

Hingga saat ini, polisi masih memperkirakan pembunuhan ini dilakukan oleh Marcus Volke, kekasih Mayang, yang setelah membunuh wanita transgender ini kemudian menghabisi nyawanya sendiri.

Mayang Prasetyo sendiri, menurut keterangan polisi, adalah warga negara Indonesia yang bekerja di kabaret transgender di Melbourne, Le Femme Garcon. Teman-teman Mayang menunjukkan rasa terkejut mereka di laman Facebook milik Mayang. Brett Sparks, misalnya, menggambarkan Mayang sebagai seseorang yang selalu ceria. "Dunia tak akan sama lagi tanpamu, RIP cantik," ucapnya.

Namun, siapakah sosok Marcus Valke, sang mutilator dan pembunuh Mayang yang semasa hidupnya bekerja sebagai seorang chef?

Satu dari dua akun Facebook dengan nama dan foto Marcus Valke membuka tabir kehidupan Marcus. Diketahui Marcus adalah pria yang sangat menentang kekerasan terhadap perempuan. Ia juga sangat vokal bila berkaitan dengan kekejaman terhadap binatang.

Kurang dari sebulan yang lalu, pria muda ini mengunggah sebuah tautan yang berisi video seorang pria dikeroyok oleh sebuah geng, karena pria tersebut membela sekelompok wanita. Dalam tautan itu Marcus menyebut sang pria, "Seorang juara!"

Di bulan Juni, Marcus lagi-lagi menyuarakan kemarahannya saat membaca berita tentang perkosaan dua gadis India yang digantung setelah diperkosa. Pria yang menuliskan kota Vienna, Austria, sebagai kota tempat tinggal ini juga secara rutin mengunggah petisi agar Israel mengakhiri invasi mereka ke Palestina dan Gaza.

Konon, Mayang dan Marcus bertemu saat keduanya bekerja di kapal pesiar.

Astudestra Ajengrastri / Sumber: BRISBANETIMES