Bidan Desa Bicara Soal Bayi yang "Berpindah" Rahim

By nova.id, Selasa, 9 September 2014 | 05:15 WIB
Bidan Desa Bicara Soal Bayi yang Berpindah Rahim (nova.id)

Bidan Desa Bicara Soal Bayi yang Berpindah Rahim (nova.id)

"(ilustrasi: TELEGRAPH) "

TabloidNova.com - Secara ilmu kedokteran, memang sulit dijelaskan mengapa kejadian janin "berpindah" dari rahim Zumiyati (35) ke rahim adik iparnya yang bernama Ida Ariyani (30), warga Dusun Watugajah, Desa Candirejo, Pringapus, Kabupaten Semarang. Tapi setidaknya, seorang bidan desa yang sudah lama bertugas di sana, bisa menjelaskan kronologi kejadian dugaan janin yang "berpindah" rahim tersebut.

Adalah Indah Yunita, bidan desa yang memang secara rutin mengunjungi dusun yang ada di Desa Candirejo. Dua bulan sekali, Indah memeriksa kesehatan ibu hamil dan anak balita di sana. Karena kondisi Dusun Watugajah yang terpencil, biasanya Indah datang dengan didampingi tim kesehatan Puskesmas Pringapus dengan mobil puskesmas kelilingnya. Itu pula yang terjadi di bulan Mei 2014 silam saat Indah melayani banyak ibu hamil yang ingin memeriksakan kandungannya, termasuk Zumiyati.

Memang, seingat Indah, saat itu ada ketidaklaziman di kandungan Zumiyati, karena perutnya tidak menonjol sesuai usia kandungannya. Padahal secara pemeriksaan medis, Indah mengakui bahwa kandungan Zumiyati sudah berusia lima bulan.

"Saya juga heran, soalnya Bu Zum sebelum Mei saya periksa memang sudah ada balotemen-nya (sensasi akan adanya benda terapung dalam cairan.) Tanda ini biasanya muncul pada minggu 16-20 kehamilan. Nah, waktu saya periksa itu, kok sudah tidak ada," ujar Indah kepada Kompas.com.

Memastikan kehamilan Zumiyati tersebut, Indah pun menyarankan agar sang pasien menjalani pemeriksaan USG ke dokter kandungana tau rumah sakit. Indah mengaku tak mengetahui kejadian setelahnya. Tapi saat datang untuk pemeriksaan rutin di bulan Juni, Indah tak lagi melihat sosok Zumiyati. Sebaliknya, justru sosok Ida yang datang mendaftar sebagai pasien ibu hamil yang baru. Saat itu, usia kandungan Ida diketahui sudah enam bulan.

"Ida cerita kalau dia yang dulu mengantar Bu Zum USG di rumah sakit. Kata dokter, kandungan kakaknya itu tidak ada bayinya. Terus tahu-tahu berapa hari kemudian katanya Mbak Ida yang hamil," kata Indah menirukan Ida. "Kalau menurut menstruasinya, umur janinnya saat itu antara 7-8 bulan. Hamilnya sudah besar, sebesar perutnya Mbak Zum yang hilang katanya," ujar Indah lagi.

Indah tak terlalu heran jika Ida bisa hamil lagi, meskipun Ida tercatat sebagai akseptor KB. "Yang saya herankan itu adalah hilangnya janin di perut Mbak Zum (Zumiyati). Sebab, saya sendiri yang memeriksa setiap bulan saat ada kegiatan posyandu di dusun itu. Apakah kemudian pindah ke perut adiknya, itu dalam teori kedokteran tidak ada tanpa tindakan medis seperti operasi," kata Indah yang sudah melakukan pemeriksaan menyeluruh pada kandungan Ida dan tidak menemukan keganjilan apapun. Janin pun dalam kondisi sehat.

Yetta Angelina / Sumber: Kompas.com