Garuda Indonesia Bantah Pilotnya Meninggal Saat Bertugas

By nova.id, Senin, 1 September 2014 | 08:27 WIB
Garuda Indonesia Bantah Pilotnya Meninggal Saat Bertugas (nova.id)

Garuda Indonesia Bantah Pilotnya Meninggal Saat Bertugas (nova.id)

"Garuda Indonesia (foto: KOMPAS.COM / Agus Susanto) "

TabloidNova.com - Beberapa hari lalu, sempat beredar kabar bahwa seorang pilot Garuda Indonesia yang tengah mengemudikan pesawat terbang meinggal dunia. Pilot yange menerbangkan pesawat dengan nomor penerbangan GA-4032 tersebut diberitakan tewas dalam penerbangan dari Lombok ke Bima, sesaat sebelum melakukan pendaratan. Tapi belakangan, pihak Garuda Indonesia mengklarifikasi berita miring tersebut.

Menurut Pujobroto, VP Corporate Communications Garuda Indonesia, memang benar bahwa Kapten Rhamdanto Purnama meninggal dunia, tapi almarhum meninggal dunia di rumah sakit, bukan di dalam pesawat.

"Kapten Rhamdanto dinyatakan meninggal di Rumah Sakit Sari Farma setelah menjalani pemeriksaan dan perawatan," ujarnya dalam keterangan tertulis kepada Kompas.com, Minggu (31/8) lalu. Pujo pun menambahkan bahwa pihak Garuda Indonesia menerbangkan almarhum Senin (1/9) ini dan langsung melaksankan proses pemakaman.

Dalam keterangan tertulis itu, Garuda Indonesia membeberkan kronologi meninggalnya Kapten Rhamdano:

1. Pilot Kapten Rhamdanto bertugas menerbangkan pesawat GA-4034 dari Lombok menuju Bima dalam dalam keadaan sehat (fit untuk terbang).

2. Pukul 14.00 WITA, pesawat GA-4032 mendarat di Bima dalam keadaan normal.

3. Pukul 14.10 WITA setelah pesawat parkir di stan bandara, pilot menyampaikan bahwa dia merasa kurang sehat dan minta diantar ke rumah sakit.

4. Pada pukul 14.15 WITA, pilot masih dapat berjalan dari pesawat menuju mobil dan diantar oleh petugas ke (klinik rawat inap) Rumah Sakit Sari Farma.

5. Pukul 14.45 WITA, Kapten Rhamdanto tiba di rumah sakit.

6. Setelah menjalani pemeriksaan dan perawatan selama lebih kurang 45 menit, dokter yang merawat, dr Irma Spd, menyampaikan bahwa Kapten Rhamdanto tidak tertolong dan dinyatakan meninggal pada pukul 15.30 WITA.

Pesawat yang mengangkut 70 penumpang itu terbang dari Bandara Internasional Lombok menuju Bandara Sultan Salahudin, Bima, Nusa Tenggara Barat, pada pukul 14.45 WIT, Minggu, 31 Agustus 2014. Sekitar 15 menit sebelum mendarat, kopilot Stenly memberitahukan bahwa kapten pilot mengalami sesak napas. Pemberitahuan itu sekaligus untuk meminta izin pendaratan dengan satu pilot.

Yetta Angelina/ Sumber: Kompas.com