TabloidNova.com - Akibat peperangan dan kondisi negara yang tidak menentu, sedikitnya 4,5 juta warga Suriah melarikan diri ke luar negeri. Satu juta di antaranya masih berusia anak-anak. Tujuan para pengungsi negara ini adalah Yordania, Lebanon, Turki, dan Irak.
Jumlah korban tewas akibat konflik di Suriah setidaknya telah mencapai 150.344 jiwa. Data yang dilansir Syrian Observatory for Human Rights, jumlah sesungguhnya bisa jadi lebih dari itu, sekitar 220.000. Perbedaan jumlah ini terjadi akibat sejak Juli 2013 perhitungan korban dihentikan karena tidak memungkinkan untuk estimasi akurat di lapangan.
Untuk membantu meringankan beban para pengungsi, lembaga kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT) kembali mengirim Tim Global Humanity Response (GHR) ke Suriah akhir pekan lalu. Tim relawan GHR yang dipimpin Andhika P Swasono itu dilepas oleh President ACT Ahyudin dan Senior Vice President Global Philanthropy and Communication (GPC) N. Imam Akbari dari kantor ACT Ciputat.
Di Suriah, tim relawan ACT akan mendistribusikan bantuan kemanusiaan Food for Syria Program yang diamanahkan dari para donatur dan mitra ACT di Indonesia. Sedangkan di Turki, ACT akan menghadiri undangan pertemuan NGO bidang kesehatan di Ankara.
ACT sudah ke-enam kalinya mengirimkan tim kemanusiaan ke Suriah dalam misi yang sama, yaitu fokus implementasi dan distribusi bantuan pangan untuk para pengungsi korban peperangan Suriah. Misi kemanusiaan global ini melanjutkan program-program sebelumnya khususnya program Food for Syria. Hingga saat ini, ACT terus mengedukasi publik melalui kampanye program Solidaritas Kemanusiaan Dunia Islam.
Edwin Yusman