Melihat Gebrakan Sang Profesor Musik

By nova.id, Minggu, 14 September 2014 | 23:17 WIB
Melihat Gebrakan Sang Profesor Musik (nova.id)

Melihat Gebrakan Sang Profesor Musik (nova.id)

"Tjut Nyak Deviana Daudsjah baru saja meluncurkan album berisi lagu-lagu tradisional yang ia aransi dengan musik orkestra. (FOTO: INTAN Y. SEPTIANI/NOVA) "

Tabloidnova.com - Profesor musik yang saat ini namanya masuk ke dalam bursa calon menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif untuk kabinet di pemerintahan Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla (JK) mendatang, Tjut Nyak Deviana Daudsjah, baru saja meluncurkan sebuah album musik.

Yang istimewa dari album ini adalah karena wanita yang juga penggagas sekolah musik Institut Musik Daya Indonesia (IMDI) ini membuat aransemen yang benar-benar baru untuk lagu-lagu tradisional Indonesia, yang berasal dari Sabang sampai Merauke. Semakin unik, lantaran lagu-lagu tradisional Indonesia ini dimainkan dengan orkestra yang semua musisinya berasal dari Jerman, yang tergabung dalam kelompok musik Orchester der Kulturen Germany.

Tak hanya itu, wanita yang sebelum kembali ke Tanah Air pernah menjabat sebagai rektor di salah satu sekolah musik ternama di Jerman ini juga merekan sebanyak sepuluh lagu tradisional Indonesia yang dipilihnya itu di Jerman, dengan pengisi vokal pada beberapa lagunya oleh penyanyi jazz Tompi. Wanita yang kerap disapa Deviana ini tentu punya alasan mengapa memilih kelompok musik Orchester der Kulturen yang harus memainkan musiknya sekaligus merekamnya di Jerman.

"Saya ingin menghsilkan karya yang tidak main-main. Dan cita-cita untuk bisa mengerjakan proyek ini sudah ada sejak belasan tahun yang lalu, karena tidak murah biayanya. Tapi baru bisa terlaksana sekarang ketika saya didorong terus oleh murid saya, Tompi, untuk mewujudkan cita-cita saya ini," tutur Deviana saat ditemui di Galeri Indonesia Kaya saat peluncuran albumnya yang ia beri judul Symphonic Tales of Indonesia.

Menurut Deviana, ia lebih memilih bekerja sama dengan musisi orkestra Jerman karena, "Mereka sangat disiplin dan para musisinya juga rata-rata bergelar master di bidang musik klasik. Jadi komunikasi antara saya dengan mereka bisa lebih nyambung. Jdi prosesnya juga cepat, satu hari latihan, dua hari rekaman. Dan di Jerman ada studio yang memang khusus untuk merekam musik orkestra. Jadi secara kualitas bisa lebih terjaga. Sejauh ini saya merasa hasilnya sangat memuaskan."

Sementara soal pemilihan Tompi yang mengisi beberapa lagu tradisional yang telah ia aransemen, antara lain Bungong Jeumpa, Anging Mamiri, dan Keroncong Kemayoran. "Saya sudah tahu kemampuan dia dalam bernyanyi dan selama ini memang dia yang sangat mendukung terwujudnya proyek ini," kata Deviana.

Dan harapannya dengan dirilisnya album ini, kata Deviana, untuk membuka peluang semakin lebar bagi generasi muda untuk melakukan hal yang sama dengan dirinya di masa mendatang, sekaligus menjembatani jarak agar lagu-lagu tradisional bisa lebih dikenal dan dinikmati oleh lebih banyak kalangan, bahkan bangsa lain.

"Coba saja dengarkan hasilnya, lagu-lagu tradisional itu setelah saya aransi dengan gaya orkestra jadi terdengar sangat lain. Dengan cara memadukan lagu tradisional dengan musik abad ke-21, saya rasa akan lebih mudah dinikmati oleh lebih banyak kalangan. Itu harapan saya," ujar Deviana yang mengaku sudah memiliki banyak rencana yang akan ia lakukan andai terpilih sebagai salah satu menteri di kabinet pemerintahan Jokowi-JK.

Dan akankah Deviana menggelar konser setelah merilis albumnya ini? "Saya tidak mau terlalu percaya diri, ya. Sebab menggelar konser dengan orkestra tidak mudah. Apalagi saya inginnya diiringi oleh kelompok musik orkestra yang telah terlibat ikut remakan di album ini, yang notabene orang asing, ya. Bukan berarti saya tidak mau bekerja sama dengan musisi Indonesia. Alasannya jelas, kualitas mereka sangat bagus dan disiplin mereka juga sangat tinggi. Jadi kita lihat saja nanti," tegas Deviana.

Intan/Tabloidnova.com