Pengalaman Tompi Rekaman di Jerman Diiringi Orkestra

By nova.id, Minggu, 14 September 2014 | 22:57 WIB
Pengalaman Tompi Rekaman di Jerman Diiringi Orkestra (nova.id)

Pengalaman Tompi Rekaman di Jerman Diiringi Orkestra (nova.id)

"Tompi bersama kelompok musiknya, Trio Lestari (Glenn Fredly dan Sandy Shondoro), serta Tjut Nyak Deviana Daudsjah. (FOTO: INTAN Y. SEPTIANI/NOVA) "

Tabloidnova.com - Dapat terlibat dalam sebuah proyek musik yang tidak main-main, apalagi diiringi oleh kelompok musik orkestra ternama dari salah satu negara di eropa, tentu sangat membanggakan. Perasaan itu pul ayang dialami oleh penyanyi jazz yang juga berprofesi sebagai dokter spesialis bedah kosmetik, Tompi.

Belum lama ini, pria berdarah Nangroe Aceh Darussalam ini memang terlibat dalam proyek pembuatan album musik yang baru saja diluncurkan oleh profesor musik lulusan Eropa, Tjut Nyak Deviana Daudsjah atau Deviana, yang tak lain adalah guru musiknya saat ia belajar vokal di sekolah musik ternama di Jakarta, Institut Musik Daya Indonesia (IMDI).

"Saya yang selama ini mendorong beliau (Deviana), guru saya, untuk mau tampil kembali di depan publik, jangan mengajar terus. Sebab saya tahu, dia punya cita-cita ingin membuat album lagu-lagu tradisional yang dia aransi dengan orkestra. Hasilnya sangat luar biasa, lagu-lagu tradisional itu setelah digubah oleh Bu Deviana jadi terdengar sangat mewah," tutur Tompi memuji karya sang guru.

Yang membuatnya semakin bangga, kata Tompi, usahanya untuk membujuk sang guru akhirnya terkabul. "Proyek ini juga terwujud berkat bantuan sahabat saya, Bapak Gita Wirjawan. Sewaktu saya mengobrol dengan beliau soal proyek pembuatan album ini, Pak Gita langsung setuju. Ya, sudah akhirnya saya, Bu Deviana, dan tim lain sebanyak tujuh orang berangkat ke Jerman," lanjut Tompi.

Sesampainya di Jerman, Tompi mengaku takjub melihat kemampuan para musisi orkestra di sana yang tergabung dalam kelompok musik Oschester der Kulturen Germany. "Mereka sangat disiplin dan memang lulusan master musik semua. Jadi latihannya hanya satu hari, kemudian langsung rekaman. Mereka juga kaget, karena awalnya diperdengarkan lagu tradisional aslinya. Setelah diaransi oleh Bu Deviana, mereka pun berdecak kagum," papar Tompi.

Ada pengalaman seru yang Tompi alami selama proses latihan dan rekaman berlangsung. "Di sana pas sedang dingin banget. Lalu jam rekamannya pagi pula, pokoknya bukan waktu yang enak buat rekaman lah. Itu sebenarnya waktu yang enak buat tidur. Tapi semuanya disiplin, 30 menit sebelum rekaman sudah datang. Saya pun harus menyesuaikan, tapi setelah itu jadi seru. Suasana saat latihan banyak ketawa karena Bu Deviana sangat suka bercanda. Kecuali pas rekaman, baru serius semua."

Tompi berharap sekali, album milik Deviana yang berisi 10 lagu tradisional Indonesia, di mana ia menyanyikan sekitar tiga lagu, di antaranya Keroncong Kemayoran, Anging Mamiri, dan Bungong Jeumpa, yang bertajuk Symphonic Tales of Indonesia ini akan semakin menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia memiliki karya anak bangsa yang sangat luar biasa dan tak kalah dengan karya musik bangsa lain, terutama untuk genre musik klasik.

"Saya, sih, berharap Bu Deviana tidak hanya sekali ini saja memproduksi album seperti ini. Masih ada banyak lagu-lagu tradisional lain yang mungkin seharusnya dia aransi dan dijadikan album berikutnya di masa yang akan datang," harap Tompi, yang bersama Glenn Fredly dan Sandy Shondoro yang tergabung kelompok musik Trio Lestari, tampil menyanyika lagu Anging Mamiri yang aransi menjadi terdengar sangat romantis oleh Deviana, saat peluncuran Symphonic Tales of Indonesia di Galeri Indonesia Kaya.

Intan/Tabloidnova.com