"Ceritanya lagunya tentang sepasang kekasih. Entah alasannya apa, entah agama beda, culture, status sosial, pokokmya salah satu dari keluarganya enggak ngerestui akhrinya salah satunya mengalah," ungkap Terry saat bertandang ke kantor redaksi tabloidnova.com beberapa waktu lalu.
Bahkan, sangking menghayati kisah serupa yang disampaikannya di lagu ini, Terry mengaku harus berhenti sejenak untuk mengumpulkan kembali konsentrasi dan kekuatan hati untuk menyanyikan lagu ini dengan baik saat rekaman. "Sampai suruh cut dulu pas rekaman, terlalu emosional. Kalau nyanyi kan enggak boleh terlalu dengar suara bergetar mau nangis gitu. Itu bisa mengangau artikulasi suara. Nanti orang enggak bisa terlalu dengar apa yang dibilang. Akhirnya diam dulu, keluar dulu," kenang Terry.
Karena lagu yang menyayat hati sekaligus mengingatkan kisah cinta rpibadinya, Terry sempat terheran-heran mengapa Badai seperti bisa membaca pikirannya dan suasana hatinya saat itu. Padahal ia tidak memesan secara khusus lagu itu kepada Badai.
"Ini bukan pesanan ke Badai. Tapi memang dulu Badai pernah bantuin di album kedua. Tapi itu memang ngobrol, pesan maunya aku kayak gimana. Kalau ini yang bikin seru, enggak dipesan apa-apa. Musik sih kebayang, tapi liriknya enggak nyangka bisa sama dengan apa yang aku alami beberapa waktu lalu. Aku sampai bilang ke Badai, selain pencipta lagu, dia cenayang juga. Ha ha ha. Tapi itu yang bikin seru, sesuatu yang enggak dibuat-buat. "
Yetta/Tabloidnova.com